Beli iPhone 7 di Lazada, yang Datang Malah Meja
- Mashable
VIVA – Seorang pria di Thailand mengaku telah memesan iPhone 7 dari platform e-commerce Lazada. Tapi bukan ponsel keluaran Apple yang diterimanya, melainkan meja berukuran besar yang menyerupai bentuk dan tampilan iPhone 7.
Ia sempat bertanya-tanya mengapa biaya pengiriman begitu mahal. Saat paket diterima, ia sadar telah melakukan kesalahan besar. Rupanya dia tidak memeriksa deskripsi produk sebelum berbelanja. Kesalahan yang biasa dilakukan konsumen yang membuat mereka menerima produk tidak sesuai harapan.
Meski begitu, meja yang diterima terlihat cukup apik. Dilihat dari postingan Instagram oleh toko online Korea yang menjual furnitur dan aksesoris rumah tangga yang unik, meja itu berukuran cukup besar untuk digunakan orang dewasa, dengan seluruh permukaan atasnya menyerupai tampilan iPhone 7.
Dari 'layar' ke 'tombol beranda', segala sesuatu tentang meja sangat mirip. Bahkan terdapat laci yang meluncur keluar di antara garis-garis yang seharusnya membentuk 'antena' telepon, mengutip dari laman Mashable, Rabu, 24 Maret 2021.
Dari situs resmi akun tersebut tampaknya meja iPhone 7 ini dapat dibeli dengan harga US$247 atau Rp3,5 juta. Meskipun ada banyak kasus orang ditipu saat berbelanja online, kasus yang satu ini tidak terlalu buruk mengingat desain meja yang detail dan unik.
iPhone 7 dirilis pada 2016. Perangkat ini memiliki bentang layar 4,7 inchi IPS LCD dan masih memiliki tombol home, sesuatu yang saat ini langka ditemui pada perangkat Apple yang lebih baru.
Ponsel pintar itu mengandalkan prosesor Apple A10 Fusion, kamera belakang tunggal 12 MP, kamera selfie 7 MP, baterai 1.960mAh, sidik jari di sisi depan, serta varian warna Jet Black, Black, Silver, Gold, Rose Gold, dan Red. Kala itu harganya dibanderol 180 euro atau Rp3 juta.
Sebelumnya, Apple telah diprotes pengguna lantaran warna merah pada iPhone 12 memudar, kini, raksasa teknologi Amerika Serikat (AS) tersebut terkena denda US$2 juta atau hampir Rp29 miliar gara-gara jual iPhone 12 tanpa charger atau alat pengisi daya.
Badan Perlindungan Konsumen Sao Paulo di Brazil, Procon-SP, mengatakan Apple terlibat dalam 'iklan menyesatkan karena menjual perangkat tanpa pengisi daya dan persyaratan yang tidak adil', serta menuduhnya gagal membantu pelanggan yang 'memiliki masalah dengan beberapa fungsi' di iPhone mereka setelah pembaruan.