Teknologi Virtual Reality Bisa Tingkatkan Daya Ingat
- Iberdrola
VIVA – Pandemi COVID-19 telah memberikan gambaran atas kelangsungan dunia pendidikan di masa depan melalui bantuan teknologi. Kegiatan belajar mengajar (KBM) yang biasanya dilakukan tatap muka, kini berganti menjadi daring atau online.
Satu sisi, banyak ketidaksiapan terjadi, karena dalam waktu yang singkat para pendidik harus menyesuaikan diri dengan teknologi yang tersedia, sehingga menguras banyak energi mereka.
Namun, sisi lain, peserta didik juga mengalami kebosanan karena metode pembelajaran online yang kurang efektif dan memakan banyak kuota internet. Mereka menginginkan metode baru yang dapat memberikan kesenangan belajar dan dapat dibalut dengan teknologi.
Salah satu solusi bagi tenaga pendidik dan peserta didik adalah dengan menggunakan teknologi realitas virtual (virtual reality/VR) sebagai media pembelajaran.
Kebutuhan pendidikan akan teknologi virtual reality ini pun diaminkan oleh laporan dari World Economic Forum yang diterbitkan pada Oktober 2020. Laporan ini menyebutkan bahwa penyerapan teknologi VR dalam dunia pendidikan mencapai 70 persen hingga 2025.
Virtual reality diklaim terbukti mampu meningkatkan pencapaian siswa dalam hal pemahaman materi, peningkatan emosi positif hingga kemampuan berfikir kritis. Pembuktian ini telah dilakukan di banyak negara dalam bentuk penelitian ilmiah universitas maupun penelitian independen.
Senada dengan laporan itu, LenteraEdu yang diinisiasi oleh Putera Sampoerna Foundation, meyakini bahwa teknologi virtual reality dapat menjadi solusi bagi penyesuaian KBM di masa pandemi COVID-19, sekaligus sebagai gerbang untuk menyatukan teknologi yang bersahabat bagi tenaga dan peserta didik secara bersamaan.
Tahun ini, LenteraEdu menginisiasi program VR Ambassador untuk mencetak tenaga pendidik yang dapat menjadi pionir-pionir teknologi imersif dalam dunia pendidikan Indonesia. Dalam program ini, LenteraEdu menggandeng Millealab yang merupakan satu-satunya produk virtual reality berbasis all-in-one platform cloud karya anak bangsa.
Managing Director Millealab, Andes Rizky, mengaku sebelumnya telah melakukan uji coba di 10 provinsi dengan bekerja sama dengan sekolah-sekolah yang direkomendasikan jaringan Ikatan Guru Indonesia.
"Uji coba yang melibatkan 1.800 peserta didik dari jenjang dasar dan menengah ini memberikan hasil yang sangat positif. Dari data uji coba yang dilakukan, penggunaan VR dapat meningkatkan emosi positif siswa hingga 90 persen," katanya, Senin, 1 Februari 2021.
Selain itu, menurut Andes, VR meningkatkan daya ingat dan pemahaman siswa pada konteks pembelajaran hingga 80 persen, serta mampu meningkatkan nilai rata-rata kelas hingga 53 persen. Sementara itu, Juliana selaku head of Program Putera Sampoerna Foundation, menyampaikan guru dan teknologi adalah katalisator yang dapat mempercepat upaya perubahan.
"Di sinilah peran guru sebagai penggerak transformasi untuk menciptakan inovasi pembelajaran melalui pengembangan media belajar berbasis VR. Kolaborasi dengan Milealab merupakan upaya kerja bersama untuk mempercepat laju perubahan tersebut," jelas dia.
Dalam program VR Ambassador ini terdapat guru-guru SMK yang juga terdaftar sebagai calon VR Ambassador. Dengan bergabungnya para tenaga pendidik ini, Juliana berharap bisa meningkatkan kualitas lulusan di bidang vokasi yang akan berdampak pada meningkatnya jumlah pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) yang lebih kompeten.
Program VR Ambassador akan dilaksanakan sepanjang enam bulan. Program awalnya akan menargetkan untuk mencetak 100 VR Ambassador yang dapat menciptakan pembelajaran inovatif dengan menggunakan teknologi VR dan melakukan uji coba kepada peserta didik. Lalu, mereka wajib melakukan diseminasi kepada 50 tenaga pendidik di tempat mereka berada.