WhatsApp Resahkan Pengguna, Aplikasi Anak Negeri Tawarkan Alternatif
- VIVA/Nur Faishal
VIVA – Rencana WhatsApp mengeluarkan kebijakan soal privasi pengguna menuai kontroversi. Kendati menajemen WhatsApp menunda kebijakan itu, banyak pengguna berancang-ancang untuk beralih ke aplikasi percakapan lain. MyBeb mengambil peluang di balik kontroversi itu dan menawarkan alternatif.
MyBeb adalah aplikasi percakapan digital buatan anak Surabaya, Jawa Timur, yang mulai beroperasi sejak April 2019. Penggunanya sudah jutaan dan ditargetkan pada 2012 mencapai sepuluh juta pengguna baru. Selain percakapan, aplikasi ini juga menawarkan sejumlah fitur yang bisa dibuat ladang bisnis, karenanya banyak dilirik pengguna media sosial.
"MyBeb lahir di tahun 2019 ini memberikan layanan sosial media yang bisa digunakan untuk mengunggah video dan foto, gabung di komunitas dan obrolan dengan beragam klub, dan pastinya tersedia fitur chat yang terjamin aman," kata Manajer Aplikasi MyBeb, Yulliam Prasetiyo, pada Senin, 25 Januari 2021.
Baca: WhatsApp Bikin Ulah Jadinya Kena Getah
MyBeb, kata Yulliam, juga menampilkan chat yang sederhana. Menariknya, aplikasi itu tidak hanya hadir sebagai aplikasi sosial media obrolan yang aman untuk digunakan, tapi juga memberikan keuntungan bagi semua penggunanya. "Saat menggunakan MyBeb pengguna akan dimanjakan dengan fitur Gift sebagai reward atau imbalan saat unggahan disukai dan dikomentari oleh pengguna lain," ujarnya.
Gift itu bisa dikumpulkan sebanyak-banyaknya dan dapat digunakan untuk transaksi pembelian pulsa, saldo e-money, e-toll, PLN, PDAM, dan banyak transaksi lainnya. Hal itu, menurut Yulliam, memberikan daya pikat bagi seluruh masyarakat Indonesia karena dapat memperoleh kemudahan dan keamanan privasi dalam aplikasi sosial media, sekaligus mendapat uang digital dalam satu aplikasi saja.
Sama dengan aplikasi percakapan lainnya, Mybeb juga sudah tersedia di Play Store untuk diunduh dan tanpa iklan. "Justru dengan menginstal MyBeb, pengguna bisa mendapat kemudahan komunikasi, hiburan, kenalan baru, dan Gift dari semua aktivitas sosial," kata Yulliam.
Hati-hati, Modus Baru Judi Online Merasuki Media Sosial
Secara akumulatif, sejak 20 Oktober hingga 22 November 2024, Kemenkomdigi sudah melakukan penindakan sebanyak 352.719 konten judol.
