Kecerdasan Buatan Dikerahkan Periksa Paru-paru Pasien COVID-19
BBC telah meminta Departemen Kesehatan dan Perawatan Sosial Inggris (DHSC) untuk mengkonfirmasi apakah sistem Axial AI akan diujicobakan di Inggris, tetapi sejauh ini belum menerima tanggapan.
Hambatannya adalah NHS tidak biasa menggunakan CT-scan untuk melihat paru-paru pasien COVID-19. Rontgen dada lebih sering digunakan sebagai gantinya. Rontgen kurang detail daripada CT scan tetapi lebih cepat cara kerjanya dan ahli radiologi masih dapat mengidentifikasi jika ada pneumonia.
Namun, berkat pandemi ini, beberapa rumah sakit Inggris kini menggunakan AI untuk membantu staf medis menginterpretasi hasil Sinar-X dada dengan lebih cepat. Misalnya, staf di Rumah Sakit Royal Bolton, menggunakan AI untuk memeriksa lebih dari 11 ribu Sinar-X dada, termasuk sekitar 500 kasus COVID-19 yang dikonfirmasi.
Sistem ini telah digunakan di rumah sakit selama sekitar satu minggu, kata Rizwan Malik, seorang konsultan radiologi di rumah sakit. Ia memperkirakan hasil pemindaian rontgen paru-paru lebih dari 100 pasien akan dianalisis oleh sistem.
Dalam hal ini, algoritma dirancang untuk mencari tanda-tanda Covid-19, seperti pola Ground Glass Opacity di paru-paru. "Pada dasarnya sistem ini memberi dokter alat lain untuk membantu mereka membuat keputusan - misalnya, pasien mana yang harus mereka rawat atau yang boleh pulang," kata Dr Malik.
Ia menambahkan data pasien diproses seluruhnya dalam sistem rumah sakit itu sendiri. Perangkat lunak itu dikembangkan oleh Qure.ai yang berbasis di Mumbai, India. Dr Malik mengatakan sistem tersebut telah melalui pemeriksaan sebelum digunakan di rumah sakitnya.