RI Pernah Dirayu, Begini Kabar 'Jet Tempur Siluman Umat Muslim' Turki

Jet tempur siluman TF-X milik Turki.
Sumber :
  • TRT World

VIVA – Indonesia pernah dilirik Turki untuk mengembangkan jet tempur siluman Umat Muslim, TF-X (Turkish Fighter-Experimental). Hal ini karena Amerika Serikat (AS) menangguhkan pembelian jet tempur siluman F-35 Joint Strike Fighter (JSF). Lantas, bagaimana kabarnya saat ini?

Warga Hindu India Kirim Petisi ke Pengadilan, Sebut Situs Muslim Sufi Berada di Atas Kuil Dewa Siwa

Jet tempur siluman TF-X di bawah pengembangan industri dirgantara Turki atau Turkish Aerospace Industries (TAI). Baru-baru ini, mereka menandatangani perjanjian kerja sama dengan perusahaan teknologi lokal, Havelsan, untuk melakukan pengembangan software atau perangkat lunak serta pelatihan terpadu.

"Kerja sama strategis ini untuk mempercepat pengembangan program Pesawat Tempur Nasional TF-X. Jadi, ketika proyek selesai, Turki akan menjadi salah satu negara pencipta jet tempur generasi kelima (siluman),” kata Presiden Industri Pertahanan Turki, Ismail Demir, seperti dikutip dari situs Defense-aerospace, Selasa, 5 Mei 2020.

Begini Cara Mudah Kurangi Emisi Karbon saat Naik Pesawat

Ia mengungkapkan, TF-X akan menjadi jet tempur siluman yang menggabungkan kemampuan superioritas udara (air superiority) dengan kemampuan serangan darat tambahan, serta siap terbang di semua cuaca.

TF-X nantinya akan menggunakan dua mesin dengan satu pilot, serta fitur siluman seperti kantung senjata internal dengan bodi yang menggunakan komposit karbon canggih yang bertujuan menjadi radar reflektif.

Lewat Pesawat Karya Anak Bangsa, Ansar Ahmad Ingin Wujudkan Konektivitas Daerah Terpencil di Kepri

Jet tempur siluman Turki, TF-X.Jet tempur TF-X tampil dengan dua mesin 12 ton, serta mampu beroperasi pada ketinggian maksimum 16,76 kilometer. Dari sisi kinerja, TF-X direncanakan memiliki kecepatan maksimum dua kali kecepatan suara dengan jangkauan operasional hampir 1.111 km.

Pesawat ini juga akan menggunakan radar Active Electronically Scaned Arays (AESA) yang akan dikembangkan oleh Aselsan. Dari segi pesenjataan TFX akan dilengkapi rudal hipersonik SOM (Stand-Off Missile) yang dikembangkan oleh Tubitak. Rudal tesebut awalnya dirancang untuk melengkapi F-35 jika jadi dibeli Turki.

Stand-Off Missile (SOM) memiliki kemampuan dapat menemukan dan melacak target secara mandiri. Rudal juga bisa bermanuver di ketinggian rendah untuk menghindari pertahanan udara musuh. Dengan jangkauan lebih dari 250 km, Turki dapat mengaturnya untuk dapat mencapai jangkauan hingga 1.500 km dengan pengembangan lebih lanjut.

Rudal stand-off adalah rudal manuver hipersonik cerdas yang dapat ditembakkan dari kejauhan, bergerak lebih cepat hampir Mach 5 yang dapat mengalahkan sistem pertahanan udara musuh. Jet tempur siluman TF-X memiliki panjang 21 meter dan lebar sayap 14 meter yang besar.

Sebuah prototipe TF-X diharapkan sudah dapat terbang pada 2023, dengan pesawat pertama direncanakan siap dua tahun kemudian, serta 250 unit penuh akan mulai beroperasi pada 2032. Pesawat ini direncanakan untuk menggantikan jet tempur F-16 Fighting Falcon buatan AS untuk Angkatan Udara Turki.

Dihambat AS

Kendati percaya diri akan menjadi negara Muslim pertama membuat jet tempur siluman, namun pada kenyataannya Turki mendapat hambatan dari Amerika Serikat (AS) dan Sekutunya. Hal ini diakui oleh Kepala Eksekutif TAI, Temel Kotil.

"Proyek ini diperkirakan akan menghadapi penundaan karena ada tekanan dari Amerika terhadap mitra Eropa kami, seperti BAE Systems dan Rolls Royce - keduanya dari Inggris," kata Kotil. Seperti diketahui, Turki ingin menghidupkan kembali pembicaraan dengan perusahaan Inggris Rolls-Royce untuk desain dan produksi TF-X.

Namun, Turki pertama-tama harus memilih mesin untuk TF-X dan kemudian menyelesaikan desain pesawat secara penuh, sebuah proses yang tertinggal dari jadwal. Kesepakatan bisnis senilai US$131 juta (Rp1,76 triliun) antara Rolls-Royce dan pabrikan Turki, Kale Group, secara efektif ditunda di tengah ketidakpastian transfer teknologi.

Meski begitu, TAI tetap bekerja sama dengan Dassault Systèmes asal Prancis untuk menyediakan software atau perangkat lunak kontrol penerbangan untuk proyek TF-X.

VIVA Militer: Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan

Erdogan: Hampir 50.000 Saudara Kita di Palestina Mati Sudah Menjadi Syahid

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengajak negara-negara Islam menyatukan kekuatan untuk beraksi bersama menghentikan serangan brutal Israel di Jalur Gaza.

img_title
VIVA.co.id
29 November 2024