Kisah Batu Surga yang Pernah Mengunjungi Bumi
- The Conversation
VIVA – Asteroid atau batu luar angkasa bernama Tomanowos diketahui memiliki cerita yang menarik untuk diketahui penduduk Bumi. Nama ini memiliki arti sebagai pengunjung dari surga, diambil dari bahasa Suku Indian Clackamas Oregon yang saat ini sudah punah.
Dilansir dari situs Space, Senin, 27 April 2020, suku tersebut memuja Tomanowos dan menganggapnya sebagai penyatu surga, Bumi, dan air untuk mereka. Batuan langka ini membawa bencana untuk manusia.
Asteroid tersebut ditemukan oleh orang-orang Eropa-Amerika Serikat dengan bobot 15 ton di dekat sungai Willamette lebih dari satu abad yang lalu. Batu ini pernah terusir dari planet asalnya, diperebutkan dan dijaga dengan serangkaian senjata.
Menurut ilmuwan Bumi, Daniel Garcia-Castellanos, batu itu terbuat dari logam besi dan ada delapan persen campuran Nikel. Material ini terbentuk di inti bintang kemudian hidup mereka berakhir karena adanya ledakan supernova.
Ledakan besar ini menimbulkan adanya produk-produk fusi nuklir, yang kemudian berakhir menjadi nebula atau awan debu dan gas. Adanya unsur-unsur tersebut memaksa material memiliki gravitasi, membentuk orb seperti masa awal planet terbentuk.
Selama 4,5 miliar tahun silam, Tomanowos merupakan bagian dari salah satu protoplanet. Kemudian protoplanet ini bertabrakan dengan planet lain, mengirim meteorit ini dan sejumlah potongan lainnya ke luar angkasa.
Lalu batu tersebut melintasi Bumi pada 17 ribu tahun yang lalu dan mendarat di atas es, di Kanada. Bertahun-tahun kemudian es tersebut membawa batu ke arah selatan, menuju gletser di sungai Fork, Montana.
Gletser ini membuat bendungan es setinggi dua ribu kaki dan kemudian runtuh, menciptakan banjir besar, membuat Tomanowos terjebak di sana. Setelah beberapa ribu tahun, akhirnya meteorit tiba di Oregon.
Kemudian, pada 1902, seorang pria bernama Ellis Hughes mencurinya dan memindahkannya di wilayahnya. Lalu pemilik tanah yang menemukan meteorit tersebut, Oregon Iron and Steel Company menggugat Hughes agar batu itu dikembalikan.
Sementara gugatan berjalan di pengadilan, perusahaan menyewa penjaga yang duduk di atas Tomanowos sepanjang waktu dengan pistolnya. Mereka kemudian memenangkan kasus ini pada 1905 dan menjualnya ke American Museum of Natural History setahun kemudian.