Logo DW

Selain Buat Pangkalan di Bulan, Air Kencing Dipakai Menambang Fosfor

Ilustrasi urine.
Ilustrasi urine.
Sumber :
  • Pixabay/ frolicsomepl

Air kencing atau urine tidak hanya dipakai sebagai salah satu bahan untuk membangun pangkalan di Bulan oleh Badan Penerbangan dan Antariksa (NASA) bersama Badan Luar Angkasa Eropa (ESA). Namun, air kencing juga akan dimanfaatkan untuk menambang fosfor.

Semua organisme perlu fosfor untuk tetap hidup. Manusia perlu 700 miligram mineral ini per hari. Sebagai bagian unsur Adenosin Tri Phospat-ATP, fosfor memasok energi, jadi bagian penting dinding sel DNA, protein dan enzim.

Fosfor yang masuk tubuh lewat makanan, juga menjamin agar gigi dan tulang tidak rapuh. Tanaman memperoleh unsur fosfor dari pupuk.

Unsur ini biasanya diperoleh dengan cara ditambang dari batuan. Penambangannya di Maroko, Sahara Barat, China, Yordania, dan Afrika Selatan merusak lingkungan karena dilakukan secara besar-besaran.

Selain itu, unsur fosfor biasanya terkandung dalam batuan bersama unsur lain yang membahayakan kesehatan, seperti logam berat kadmiun atau unsur radioaktif uranium.

Penambangan besar-besaran, juga memicu makin menipisnya cadangan mineral, dan dalam dekade mendatang dikawatirkan akan habis.

Proyek daur ulang air kencing

Sebetulnya unsur ini bisa didaur ulang dari air kencing manusia. Unsur fosfor yang dikonsumsi manusia lewat makanan, biasanya dibuang keluar tubuh lewat air kencing.

Sayangnya, selama ini fosfor dan mineral berharga lain yang terkandung di dalamnya terbuang begitu saja di saluran pembuangan air kotor.

Karena itu Bastian Etter menggagas proyek recycling air kencing. “Kami ingin berkontribusi untuk penghematan sumber daya alam,“ ujar Etter menjelaskan.

Untuk menampung air kencing, proyek yang dinamai “Urin Express“ menyiapkan tempat penampungan, berupa toilet mobil yang dipasang di stadion-stadion atau tempat keramaian umum.

Proyek daur ulang fosfor dari air kencing diujicoba di kawasan pemukiman kumuh di Afrika Selatan dan Nepal. Di kawasan itu tidak ada sistem saluran pembuangan air kotor, dan toilet mobil disambut baik oleh warga.

Hasilkan fosfor dan air bersih

Dalam proyek percobaan itu dalam waktu dua hari dari 1000 liter air kencing, bisa dipanen 70 liter pupuk cair dan 930 liter air. Itu bisa langsung digunakan memupuk dan mengairi lahan pertanian seluas 2.000 meter persegi.

“Akan tetapi itu bukan tujuan utama dari proyek tersebut,“ kata Etter. Targetnya adalah sekaligus memperoleh mineral berharga, memanfaatkan air secara bijak dan menyediakan sarana WC untuk kawasan yang tidak memilikinya.

Dengan membubuhkan bahan kimia, cairan fosfor bisa dijadikan kristal. Sementara airnya bisa diolah lebih lanjut menjadi air bersih.

Menuju siklus ekonomi tertutup

Serupa dengan proyek yang digagas “UrinExpress“, perusahaan daerah pengolahan air di Berlin (BWB) dalam skala lebih besar, juga menambang fosfor dari saluran air kotor sejuta warga di ibukota Jerman itu.

Pada instalasi pengolahan, air kotor disaring dan dibersihkan dengan teknologi tinggi, untuk kemudian dialirkan lagi ke perairan terbuka.

Hasil filtrasi adalah sedimen yang mengandung banyak mineral berharga. Namun juga logam berat, sisa hormon, sisa bahan obat-obatan dan bahan beracun berbahaya lainnya. Untuk menambang fosfor dari sedimen kotoran manusia itu, diperlukan teknik dan metode lebih canggih.

“Setelah lima tahun melakukan riset, kami menemukan proses kimia fisikalis menggunakan mikroorgamisme untuk memisahan kristal fosfor dari sirkulasi air,“ ujar Andreas Lengeman pakar teknik pengolahan BWB.

Dengan proses teknik tinggi, fosfor dijadikan kristal bercampur dengan magnesium dan amonium yang disebut MAP. “Karena molekul fosfor selalu teriat dengan mineral lain, seperti kalsium atau magensium, kristalnya disebut phospat,“ ujar Lengemann.

BWB bisa menjual 400 ton phosphat yang diberi merk paten Berliner Pflanze setiap tahunnya. Dengan uang hasil penjualan, sebagian ongkos pengolahan air kotor dan penggantian pipa yang tersumbat batu sedimen air kencing bisa ditutup. Sebuah siklus ekonomi tertutup bisa tercapai, jika efisiensinya signifikan.

“Sayangnya sejauh ini baru 10 persen sisa fosfor dalam air kencing yang berhasil didaur ulang, dan belum bisa menuntupi seluruh biaya yang diperlukan,” ungkap seorang petinggi BWB.

Yang jelas potensi air kencing sebagai tambang emas baru, atau lebih tepatnya tambang fosfor, kini mulai dilirik banyak perusahaan besar karena prospek bisnisnya cukup cerah. (as/yf )