Hati-hati, Mesin Cuci Bisa jadi Sumber Pneumonia dan Infeksi Kemih
- ANTARA FOTO/Arnas Padda
VIVA – Apa jadinya kalau mesin cuci justru tak membersihkan pakaian malah menjadi sumber bakteri yang resisten obat dan berisiko bagi kesehatan.Â
Ini bukan cuma menakut-nakuti lho. Sebab studi peneliti di Jerman menemukan, mesin cuci di sebuah rumah sakit di Jerman Barat mengandung bakteri yang rentan pada obat. Nah ternyata dampaknya enggak sepele lho.Â
Mesin cuci rumah tangga yang dipakai sebuah rumah sakit di Jerman itu membuat banyak bayi dan anak-anak yang di rawat rumah sakit yang bersangkutan, terkena bakteri Klebsiella oxytoca.Â
Setidaknya da 14 anak yang terkena bakteri tersebut. Bakteri ini tak sebabkan penyakit tapi menyebabkan pneumonia, infeksi saluran kemih dan infeksi luka, terutama pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang sedang lemah.Â
Dikutip dari laman Tech Times, Senin 30 September 2019, awalnya dokter di rumah sakit itu heran kenapa bayi dan anak yang dirawat terkena bakteri.Â
Awalnya, dokter mengira bakteri diturunkan dari petugas kesehatan atau ibu yang melahirkan Tapi setelah diselidiki, biangnya adalah mesin cuci tipe rumah tangga yang dipakai rumah sakit.Â
Anehnya lagi, mesin cuci di rumah sakit itu menjalankan pencucian yang ketat, yakni menggunakan suhu tinggi dan memakai disinfektan.Â
Dalam pemeriksaan sampel kompartemen deterjen dan pintu karet mesin cuci, dokter menemukan ada bakteri. Saat rumah sakit menghentikan pencucian dengan mesin cuci yang dimaksud, transmisi bakteri ternyata tak muncul lagi. Peneliti studi tersebut, Ricarda Schmithausen terheran-heran dengan temuan tersebut.Â
"Ini adalah kasus yang sangat tidak biasa untuk rumah sakit, karena melibatkan mesin cuci tipe rumah tangga," ujar Ricarda yang merupakan peneliti dari Institute for Hygiene and Public Health at the University Hospital Bonn, Venusberg-Campus.
Belajar dari kasus rumah sakit tersebut, peneliti menyarankan agar mesin cuci jangan sembarangan, apalagi untuk penggunaan di rumah sakit.
"Penggunaan mesin cuci profesional dan pemeriksaan rutin dengan pencatat suhu merupakan persyaratan mendesak," tegas Ricarda dalam penelitian yang diterbitkan di Journal of Applied and Environmental Microbiology.Â