Bantu Rakyat dari Air Berlogam Berat, Anawati Raih Achmad Bakrie 2019

Penghargaan Achmad Bakrie 2019, Anawati, Kategori Sains
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Penghargaan Achmad Bakrie 2019 digelar Rabu malam 14 Agustus 2019 dan memberikan tokoh inspirasional dalam berbagai bidang. Salah satunya Anawati yang meraih penghargaan di bidang sains. 

Irwata Summit 2025 Siap Digelar, Ingin Indonesia jadi Pusat Inovasi Digital dan Tokenisasi

Anawati mendapat anugerah Achmad Bakrie 2019 berkat risetnya tentang Tubular Anodic Aluminium Oxide (AAO) dan gagasannya memanfaatkan teknologi pelapis bahan lokal. Risetnya tersebut menolong masyarakat Sumbawa dari air yang tercemar logam berat.

Sumbawa yang menarik karena banyaknya kekayaan alam terutama mineral. Namun itu tidak diikuti dengan kesejahteraan rakyatnya. Kemarau yang panjang membuat akses air bersih sulit di daerah tersebut dan membuat masyarakat mencarinya di sungai maupun danau. Padahal di daerah tersebut tinggi dengan aktivitas penambangan, dan membuat air tercemar logam berat. 

BMH Berikan Pembinaan Bagi Mualaf di Kepulauan Mentawai

"Untuk keberlangsungan kegiatan di Sumbawa kami mendirikan organisasi non-profit Sai dalam bahasa Sumbawa artinya nomor satu, Sumbawa Academia Institute yang mana kami banyak melakukan kegiatan semacam pelatihan dan pendidikan non-formal untuk anak SD dan SMA seperti pelatihan olimpiade sains kemudian pelatihan bahasa Inggris, penulisan karya ilmiah," jelas Anawati dalam sambutan penerimaan Penghargaan Achmad Bakrie 2019, di Jakarta, Rabu Malam, 14 Agustus 2019.  

Saat menerima penghargaan tersebut, dosen serta Kepala Program Studi S1 Fisika Universitas  mengatakan bahwa sains merupakan dunia yang sudah disukainya sejak kecil. Itu juga yang membuat dirinya menjadi peneliti dan akademisi. 

Mengembangkan Jaringan dengan Inovasi

Dia juga menceritakan pengalamannya saat menimba ilmu di empat negara maju yang mengandalkan pembangunan Sumber Daya Manusia. 

"Yaitu penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kemajuan bangsa dan kemakmuran rakyatnya," ujar Anawati

Anawati memulai karier penelitinya saat menempuh pendidikan S2 di Swedia, lalu ke Norwegia untuk S3. Setelah meraih doktornya di Norwegia, Anawati berkiprah di Jepang dan Amerika Serikat. 

Khususnya di Ohio, Amerika Serikat dan Jepang, dia mendapatkan proyek penelitian untuk industri. Dengan bekal tersebut, Anawati kembali ke Tanah Air untuk memanfaatkan ilmu dan pengalamannya tersebut. Untuk kemajuan risetnya, Anawati memboyong topiknya ke Departemen Fisika, Universitas Indonesia. 

Ilustrasi tata kelola perusahaan atau GCG.

UMKM Ini Diberi Sentuhan Ajaib

Sentuhan ajaib berupa teknologi, pelatihan hingga 'rebranding' dengan tata kelola yang lebih baik.

img_title
VIVA.co.id
22 Januari 2025