Hai Manusia, Belajarlah dari Gajah dalam Melawan Kanker

Induk gajah sumatera dan seekor bayinya yang lahir di Convertation Respon Unit.
Sumber :
  • VIVA/Dani Randi

VIVA – Kanker menjadi salah satu penyakit mematikan bagi manusia. Dalam upaya melawan kanker, setidaknya manusia perlu berguru pada gajah. 

10 Negara dengan Penderita Kanker Terbanyak, Hasilnya di Luar Dugaan!

Tahukah kamu, ternyata gajah memiliki mekanisme unik dalam melawan tumbuhnya kanker. Gajah punya 12 gen khusus pelawan kanker plus tambahan satu gen super pelawan kanker. Sedangkan manusia cuma memiliki satu gen pelawan kanker. 

Studi ilmuwan pada 2015 telah mengetahui gajah memiliki salinan 20 gen TP53 dalam melawan kanker. Gen TP53 tidak hanya khusus dimiliki gajah saja, sebab riset menunjukkan gen tersebut dimiliki oleh sebagian besar binatang. Gen TP53 diketahui menghasilkan protein yang mendeteksi kerusakan sel DNA dan mengirim sinyal perbaikan sel serta memperbaiki sel yang rusak sehingga tidak berkembang menjadi sel kanker. 

Hindari 5 Makanan Penyebab Kanker Payudara yang Sering Jadi Menu Sehari-hari!

Nah, studi terbaru peneliti dari Juan Manuel Vazquez dari Departemen Genetik Manusia Universitas Chicago, Amerika Serikat beserta dan timnya, menemukan ada tambahan satu gen lagi yang dimiliki gajah dalam mekanisme melawan kanker. Gen yang dimaksud yaitu LIF6. 

"Apa yang begitu luar biasa bagi saya dalam gajah ini adalah bukan satu mekanisme melawan kanker," ujar ilmuwan biologi sel dari Universitas Utah School of Medicine, Salt Lake City, Amerika Serikat dikutip dari Science News, Rabu, 14 Agustus 2019. Dia turut dalam studi gen pelawan kanker gajah pada 2015. 

Jadi Biang Kerok Banyak Penyakit, Begini Trik Kurangi Penggunaan Garam pada Masakan

Gen LIF6 ini hanya ditemukan di gajah dan sebangsanya. Gen ini dipicu oleh gen TP53, untuk melawan kanker. Peneliti menyebutkan gen LIF6 merupakan gen zombi, sebab gen pelawan kanker ini dibangkitkan kembali dari fosil gajah yang mati. Dalam penelitian tersebut, gen LIF6 ternyata telah dimiliki gajah sejak 59 juta tahun lalu, saat hewan ini berevolusi tubuhnya meraksasa. 

Dalam studi terbaru ini, tim ilmuwan menguji data autopsi dari gajah dari Kebun Binatang San Diego Amerika Serikat dan hampir 650 gajah yang mati. Peneliti menemukan angka gajah yang mati karena kanker tergolong kecil, cuma 4,8 persen. Bandingkan dengan angka pada manusia yang mencapai kisaran 11 sampai 25 persen. Makanya dengan fakta tersebut, ilmuwan meyakini memahami mekanisme gajah ini bisa memberikan wawasan baru dalam perlawanan kanker pada manusia. 

Dalam riset terbaru, tim menguji kekuatan jaringan sel gajah dengan menggunakan senyawa kimia untuk merusak sel DNA gajah. Ternyata upaya merusak sel itu membuat gen LIF6 delapan kali lebih aktif pada sel yang terancam dirusak, dibanding aktif sekali tanpa proses perusakan secara kimia.

Selain itu, peneliti menemukan, hampir semua jenis aktivitas gen LIF6 lenyap begitu peneliti memblokir gen TP53 dalam membuat protein. Hasil studi ini telah diterbitkan secara daring dalam jurnal Cell Report edisi 13 Agustus 2019.

Dari temuan studi terbaru itu, ilmuwan berpandangan perlu studi lanjutan untuk mengetahui bagaimana gen TP53 dan LIF6 secara potensial membantu gajah melawan kanker. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya