Peneliti Muda Indonesia Teliti Biologis Jam Tidur, Bisa Diwariskan Lho
- dw
Bekerja di kondisi gelap terus menerus atau di tempat terang juga memengaruhi Ritme Sirkadian. Ritme ini bekerja dengan hierarki dan proses. Jadi saat mata menangkap cahaya atau gelap, ia akan mengirim informasi ini ke Superchaimatic Nucleus (SCN) di Hipotalamus otak kita yang merupakan central clock yang juga menjalankan Ritme Sirkadian. SCN pun kemudian memberikan informasi ke sel-sel di organ lain tubuh.
SCN juga mengontrol Melatonin, hormon yang membantu kita tidur. Melatonin terekspresi ketika gelap atau malam. Siang hari level Melatonin rendah, memberi tahu otak kita bahwa ini waktunya bangun.
Selain itu, suhu tubuh kita berubah-ubah sepanjang hari. Lebih rendah di awal hari dan terus meningkat. Saat malam tiba, suhu tubuh kita kembali menurun memicu kita untuk istirahat dan tidur. Suhu tubuh sering dipengaruhi faktor eksternal, contohnya perbedaan musim. Sangat terasa perbedaannya saat tinggal Jerman dengan di Indonesia. Perbedaan suhu di tiap musim membuat membuat tubuh kita terus beradaptasi. Di Indonesia suhu relatif konstan sepanjang tahun. Ini akan memberikan efek berbeda terhadap individu yang tinggal di negara beda dengan musim berbeda.
Faktor eksternal lain yang bisa mengubah Ritme Sirkadian kita adalah shift kerja malam atau Jetlag. Tubuh kita itu luar biasa adaptif, tapi harus segera dikembalikan ke jam normal ya, jangan terus menerus berubah-ubah ritme.
Apa yang ingin Kiki capai dari penelitian tentang Circadian Rhytm yang fokus pada protein Cry1?
Mutasi pada protein Cry1 berasosiasi dengan sleep disorder atau sleep desease. Contoh nya FASPS (Familial Advance Sleeping Phase Syndrome) di mana individu yang menderita sindrom ini memiliki kebiasaan tidur sangat awal dan juga bangun sangat awal. Penyakit ini pun bisa ‘diwariskan’, dari orang tua ke anak. Inilah pentingnya mempelajari karakter apa saja yang dimiliki Cry1 di dalam sel yang mempengaruhi jam biologis kita.
Sudah banyak upaya oleh peneliti untuk membuat sel yang mengekspresikan protein Sirkadian dengan marker tertentu. Namun yang berbeda di sini adalah kami membuat rekayasa genetik dari sel manusia dengan CRISPR/cas9 sehingga sel pun dapat mengekspresikan Cry1 dengan Luciferase secara stabil. Kestabilan inilah yang kami cari.
Saya berharap lewat penelitian ini, ilmuwan lain dapat mendapatkan informasi yang lebih detail tentang karakter dan kestabilan protein Cry1 di sel manusia. Jadi mereka bisa memanfaatkan hasil penelitian ini untuk menyelesaikan masalah atau gangguan tidur.