Iseng-iseng Cuma Menghibur, Kini Tahilalats Terbang ke China

Nurfadli Mursyid, pencetus Tahilalats.
Sumber :
  • YouTube

VIVA – Generasi muda atau milenial tentu tidak asing dengan komik harian Tahilalats. Sebab, komik dengan cerita sehari-hari ini sangat populer di Instagram maupun Twitter. Alur ceritanya sendiri lebih banyak bergenre jenaka, malah terkadang nyeleneh.

Pendapatan Brigade Swasembada Pangan Bisa Lebih dari Rp 10 Juta Per Bulan, Begini Perhitungannya

Siapakah kreator Tahilalats? Dia adalah Nurfadli Mursyid, anak kuliahan jurusan Teknik Sipil tapi tak punya latar belakang menggambar komik. Jangan salah, meski begitu, membuat ilustrasi adalah hobi Fadli sejak dahulu.

"Kalau saya menggambar lalu ada orang yang tertarik sama hasil gambar saya, itu jadi kepuasan tersendiri. Begitu pula ketika bikin Tahilalats. Awalnya cuma menggambar, menulis cerita, terus berlanjut di media sosial. Anggap hiburan di kala senggang," kata dia kepada VIVA, Selasa, 16 Juli 2019.

Pendapatan Energi Mega Persada Naik 8 Persen di Kuartal III-2024

Tahilalats merupakan judul karya yang dibuat Fadli dalam bentuk daily comicstrip. Tidak hanya beredar di media sosial, komik ini juga turut muncul di platform Line Webtoon. Tahilalats sendiri sudah berdiri sejak 2012 dan saat ini sudah memiliki delapan karyawan.

"Sebelum punya lisensi, monetisasi kita di media sosial. Jadi kerja sama dengan brand, kita buatkan iklan. Sekarang kita sudah punya lisensi, kita sudah bermitra dengan BRI dalam Brizzi edisi Tahilalats, ada juga dengan prodak fesyen, sendal. Pelan-pelan kita mau konsisten," ujarnya.

Fadli juga memiliki harapan untuk bisa melakukan kemitraan dengan pemerintah. Misalnya, menjadi ikon di suatu daerah. Bisa juga ikut muncul di fasilitas Moda Raya Terpadu (MRT).

"Sejak bergabung sama Bekraf, pandangan kami terhadap lisensi menjadi lebih terbuka. Sejauh ini lisensor kami hanya dari lokal dan targetnya ada dari China," jelas Fadli.

Tak sia-sia usaha Fadli, karena Tahilalats menjadi satu dari 10 Intellectual Property (IP) yang berkesempatan terbang ke Shanghai, China, dalam rangka Licensing Expo China pada 24-26 Juli 2019. Badan Ekonomi Kreatif atau Bekraf berharap IP karya anak bangsa bisa muncul di pasar global.

Deputi Pemasaran Bekraf, Joshua Simandjutak mengatakan, IP bisa menghasilkan pendapatan global yang mencapai US$271,6 miliar. Masih dari data yang sama dari Asosiasi IP Internasional, pendapatan di Asia Tenggara mencapai US$10,4 miliar, di mana 3-4 persennya dari pendapatan global.

"Ini pasar yang besar tapi di Indonesia hanya tujuh sampai delapan persen yang mendaftar. Kita harus mendorong agar IP kita bisa ada di pasar global, bisa menambah devisa," ujarnya.

Selain Tahilalats, 9 di antaranya yang ikut adalah Hey Blo!, Satria Dewa Gatot Kaca, Manguni Squad, Komik Ga Jelas, Educa Studio, Garudayana, Mintchan, Gugug!, dan Ghfosty's Comic. Gelaran ini juga akan diramaikan oleh investor, pemilik brand hingga pembeli lisensi.

Ajang ini juga sebagai persiapan para kreator untuk memasuki dunia bisnis. Lebih lanjut Joshua menjelaskan, karya kreatif yang mengangkat kebudayaan lokal harus bisa dikemas secara global. Sehingga berpotensi berkembang luas.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya