Kisah Bos Airasia Membangun Mimpi, Pernah Hampir Tamat Dililit Utang
VIVA – Kepala Eksekutif maskapai penerbangan AirAsia, Tony Fernandes merilis buku berjudul 'Flying High'. Buku ini berisi kisahnya saat membangun AirAsia, dan menceritakan masa senang maupun tergelapnya. Termasuk ketika perusahaan penerbangan bujet itu pernah hampir tamat karena dililit utang.
"Bermula dari mimpi seorang anak kecil, saya berhasil mewujudkan impian, ialah memiliki pesawat terbang dengan tiket terjangkau. 16 tahun lalu saya tidak punya banyak pemahaman tentang bisnis ini," katanya bicara dalam acara Dare To Dream with Tony Fernandes di Ritz Carlton, Pacific Place, Jakarta, Kamis, 4 Juli 2019.
Ia memulai kariernya menjadi seorang akuntan. Impiannya untuk mendirikan maskapai penerbangan banyak mendapat cemooh. Pria kelahiran Malaysia ini juga pernah berkecimpung di dunia musik dan memiliki klub sepakbola Inggris, Queens Park Rangers.
Dalam bukunya juga disebutkan bahwa saat itu AirAsia nyaris bangkrut dengan defisit US$1 juta. Saat ini perusahaan sudah menjadi industri besar di Asia, padahal dulunya hanya memiliki sedikit rute dan tidak menjanjikan masa depan cerah.
Ia juga mengungkapkan tertarik dengan bisnis digital, namun tidak memaparkannya secara detail. Dalam bukunya ia menulis, "Kalau gagal, aku akan mencoba terus hingga berhasil karena aku pantang menyerah," tulisnya.
AirAsia sendiri telah beroperasi di sejumlah negara, seperti Indonesia, Arab Saudi, Jepang, Malaysia, Thailand, Singapura dan Vietnam. Awalnya, perusahaan ini merupakan milik pemerintah Malaysia dan kemudian dibeli oleh Tony pada 2001. Di Indonesia sendiri AirAsia melayani 26 rute dengan 52 penerbangan.