Limbah Air Rumah Potong Hewan Bisa Jadi Energi Listrik

Tiga mahasiswa Universitas Brawijaya.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Lucky Aditya

VIVA – Tiga mahasiswa dari Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Universitas Brawijaya, mencari dan mengembangkan energi baru terbarukan (EBT) sebagai sumber energi alternatif yang efisien dan tidak memberikan dampak pencemaran terhadap lingkungan.

SPKLU Tenaga Surya Bakal Hadir di Indonesia

Ketiganya adalah Hendra Surawijaya (FKH angkatan 2016), Elfahra Casanza Amada (FKH angkatan 2017) dan Rizhaf Setyo Hartono (FMIPA angkatan 2016). Mereka membuat penemuan dengan memanfaatkan limbah air Rumah Potong Hewan (RPH) untuk menghasilkan alternatif listrik yang dinamakan Slaughtering House Waste Water atau SHOWER.

Ketua Tim Hendra Surawijaya mengaku alasan utama membuat energi baru terbarukan karena pertumbuhan konsumsi energi Indonesia rata-rata mencapai empat persen per tahunnya. Peningkatan ini tidak terlepas dari pertumbuhan ekonomi dan penduduk di Indonesia.

Reaktor Fusi Nuklir Terbesar di Dunia Beroperasi, Bukan untuk Perang

Selain itu, pemerintah sendiri menargetkan suplai listrik sebesar 100ribu megawatt (MW) pada 2025, dengan 23 ribu MW di antaranya berasal dari pembangkit listrik berbasis EBT. Hal inilah yang membuat pemerintah menargetkan pembangunan dua ribu MW listrik berbasis EBT setiap tahun.

"SHOWER adalah inovasi rancang bangun alat pemanfaatan bakteri limbah air rumah potong hewan dengan konsep bernama Agar Salt Bridge. Teknologi SHOWER diharapkan mampu memberikan manfaat bagi masyarakat di lingkungan Rumah Pemotongan Hewan (RPH)," kata Hendra di Malang, Jawa Timur, Rabu, 19 Juni 2019.

Ganjar Janji Permudah Pendirian Rumah Ibadah

Secara teknis, SHOWER memanfaatkan limbah air agar bisa mengurangi pencemaran lingkungan sekitar rumah potong hewan, sehingga bau limbah air yang tidak tidak sedap itu bisa menjadi alternatif energi baru dan terbarukan.

Mekanisme kerja SHOWER sangat mudah, yaitu air limbah rumah potong hewan yang telah diambil ditampung ke dalam chamber penyimpanan.

"Pada chamber penyimpanan dicampur dengan Effective Microorganisme 4 (EM4) untuk menghilangkan bau pada air limbah. Kemudian, dimasukkan ke dalam chamber lalu ditambahkan manitol salt agar dan garam elektrolit," ujar Hendra.

Setelah itu, bakteri akan mengoksidasi substrat dan menghasilkan elektron dan proton pada anoda. Elektron ditransfer melalui sirkuit eksternal, sedangkan proton didifusikan melalui separator membran manitol salt agar menuju katoda. Beda potensial elektron dan proton akan menghasilkan arus listrik.

"Energi listrik yang dihasilkan dari limbah air Rumah Potong Hewan dapat menjawab tantangan zero waste dan mengurangi pencemaran lingkungan. Selain itu, alat ini juga sebagai sumber energi baru dan terbarukan yang ramah lingkungan, efisien, murah, dan mudah digunakan," tutur Hendra.

Menurutnya, berdasarkan kelebihan tersebut alat ini memiliki potensi yang luar biasa untuk mengatasi ketenagalistrikan dan ketahanan energi di Indonesia sehingga mampu mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs).

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya