Beidou, Sistem Navigasi China Penantang GPS dan Glonass
- geospatialworld.net
VIVA – Amerika Serikat punya sistem navigasi namanya GPS (Global Positioning System), Rusia dengan Glonass (Globalnaya Navigazionnaya Sputnikovaya Sistema), dan Eropa mengandalkan Galileo. China pun tidak mau kalah. Negeri Tirai Bambu ini memiliki sistem navigasi bernama Beidou.
Berdasarkan data yang diolah VIVA, Selasa, 4 Juni 2019, diluncurkan perdana pada 30 Oktober 2000, Beidou yang artinya Kompas atau penunjuk arah ini, mengandalkan 33 satelit.
Tujuan China menghadirkan Beidou adalah untuk mengurangi ketergantungannya terhadap GPS. Apalagi, saat ini terjadi perang dagang antar kedua negara. Tak salah memang, karena proyek Beidou sudah dimulai sejak 1994.
Awalnya, sistem navigaasi ini hanya untuk kepentingan militer dan mengurangi ketergantungan pada teknologi AS. Namun sekarang, Beidou telah digunakan secara komersial dengan jangkauan yang diperluas, bukan hanya Asia Pasifik.
Tercatat, smartphone merek Huawei, Xiaomi, dan OnePlus telah didukung sistem navigasi Beidou. Tahun lalu saja, tepatnya 19 November, sudah 18 satelit yang diluncurkan. Rencananya, hingga 2020, China akan meluncurkan 11 satelit lagi sehingga ada lebih dari 50 satelit pendukung sistem navigasi BeiDou.
Dengan demikian, pada tahun depan, Beidou sudah tersedia dan siap pakai di seluruh dunia. "Dibandingkan sistem navigasi satelit lainnya, kami yakin dapat menjaga performa yang baik dan membawa layanan baru," ungkap Direktur China Satellite Navigation Office, Ren Chengqi.
Ia juga mengakui bahwa GPS jauh lebih akurat yang dapat memantau lokasi dalam hitungan sentimeter. Akan tetapi, Ren memilih mengembangkan sistem navigasi sendiri karena khawatir AS akan mematikan GPS jika terjadi perang.
Nah, peningkatan jumlah satelit pendukung ini untuk mendukung tingkat akurasi dan keandalan Beidou seperti GPS maupun Glonass. Ren juga mengklaim bahwa Beidou akan memiliki akurasi hingga 2,5 meter dalam menentukan posisi koordinat.
Informasi saja, membangun sistem navigasi tidaklah murah. Karena, negara produsen harus mengirim satelit yang menjangkau seluruh dunia. Kabarnya, China menyiapkan dana hingga US$9 miliar atau Rp126,6 triliun untuk membangun Beidou agar siap dinikmati oleh penduduk Bumi ini.