Google Doodle Rayakan Kelahiran Ilmuwan Penemu Pap Smear
- CNET
VIVA – Google Doodle merayakan kelahiran tokoh penemu alat deteksi dini kanker atau pap smear, Georgios Papanicolaou, pada 13 Mei 1883 di Kymi, Yunani.
Ia memakai metodologi baru yang dikenal sebagai "sitopatologi" dalam memeriksa sel-sel tubuh untuk mencari penyakit.
Mengutip situs CNET, Senin, 13 Mei 2019, Papanicolaou baru berusia 15 tahun ketika masuk sekolah kedokteran.
Pada 1910, ia menerima gelar S-3 atau PhD dari Universitas Munich, Jerman, dan tiga tahun kemudian berimigrasi ke Amerika Serikat bersama istrinya, Andromahi Mavrogeni.
Pasangan ilmuwan ini akhirnya bekerja di Universitas Cornell sebagai peneliti di departemen anatomi. Mereka pun mulai mempelajari kanker serviks yang menyerang sistem reproduksi perempuan.
Lalu, pada 1928, Papanicolau melaporkan penelitiannya pertama kali mengenai Diagnosa Kanker Uterin dengan Vaginal Smear.
Meskipun demikian pentingnya hasil penelitian ini baru dirasakan 15 tahun kemudian atau pada 1943.
Di dalam publikasinya bersama Herbert Traut, Papanicolaou mendiskusikan preparasi vaginal dan cervical smears, perubahan fisiologi dan sitopatologi, dari masa-masa menstruasi wanita serta pengaruh macam-macam kondisi patologis.
Melalui penelitian itulah, Papanicolaou menemukan metode yang dinamakan Tes Papanicolaou, atau lebih dikenal sebagai Pap Smear.
Pada 1961, ia pindah ke Miami, Florida, dan mendirikan Institut Penelitian Kanker di Universitas Florida, hingga Papanicolaou menghembus nafas terakhir pada 19 Februari satu tahun berikutnya.
Hingga kini, metode pap smear dipakai di seluruh dunia untuk mendeteksi dan usaha pencegahan kanker serviks serta penyakit-penyakit sitopatologi dari sistem reproduksi perempuan.