Waktu Buka Puasa di Burj Khalifa jadi Sorotan, Bumi Datar Dibawa-bawa

Burj Khalifa
Sumber :
  • Instagram Burj Khalifa

VIVA – Waktu berbuka puasa menjadi perhatian astrofisikawan Amerika Serikat, Neil deGrasse Tyson. Dalam cuitan di akun Twitternya beberapa waktu lalu, Tyson menuliskan ada hal unik pada waktu berbuka puasa pada pada satu titik yakni di bangunan tertinggi di dunia Burj Khalifa, yang terletak di Kota Dubai, Uni Emirat Arab.

Bursa Asia Tersungkur saat Pasar Saham AS Cetak Rekor Tertinggi Usai Donald Trump Umumkan Menkeunya

Dia menyebutkan lantai tertinggi di Burj Khalifa punya waktu berbuka waktu 4 menit lebih lambat dibanding waktu berbuka di lantai bawah bangunan megah tersebut. Tyson menjelaskan, alasannya karena perbedaan ketinggian. Semakin tinggi maka berpengaruh waktu terbenamnya Matahari. 

"Penghuni lantai tertinggi melihat ufuk lebih jauh mengikuti kelengkungan Bumi," ujarnya dalam cuitan di akun Twitter. 

Dukung Program 3 Juta Rumah, Aplus Pacific Siapkan Material Bangunan Proyek Perumahan Layak Huni di Gresik

Burj Khalifa memang sudah jamak diketahui punya 3 zona waktu buka puasa. Dengan jumlah total 160 lantai dan tinggi gedung menjulang 828 meter, maka konsekuensinya makin tinggi berpengaruh pada waktu berbuka puasa. 

Saat Matahari terbenam, ruangan di lantai 150 ke atas akan mengalami malam 2-3 menit lebih lambat dibanding lantai dasar, begitu sebaliknya. Saat pagi, lantai di puncak Burj Khalifa mengalami lebih pagi yang lebih cepat beberapa menit dibanding lantai di bawahnya. 

Persoalan Bangunan Tugu Hotel Tua Jakarta Disorot, Ini Alasannya

"Lantai atas Burj Khalifa berpuasa 4 menit lebih lama dari lantai bawah. Sebaliknya saat matahari terbit, lantai atas lebih dulu 2 menit. Saya kira itulah sebabnya, Matahari terbenam dalam konteks ini dua menit lebih lambat tapi secara total puasa mereka menjadi empat menit lebih lama dibanding yang ada di lantai bawah," balas akun @MarinaAmerica5. 

Cuitan Tyson tersebut banjir komentar. Selain komentar penjelasan perbedaan waktu buka puasa dalam satu titik, pengguna lainnya berkomentar dengan 'menyeret' komunitas bumi datar. 

"Bagaimana pengikut bumi datar menjelaskan hal ini? ini bukan retorik, beberapa penjelasan mereka fiksi yang menghibur," tulis akun @technoglyf. 

Ilustrasi kecerdasan buatan (AI).

AI Membawa Dampak Negatif bagi Bumi

Puluhan juta perangkat dibuang setiap tahun. Kemunculan AI generatif dinilai hanya akan memperburuk keadaan Bumi lantaran lebih banyak sampah elektronik berbahaya.

img_title
VIVA.co.id
26 November 2024