Berhenti Jadi 'Mata-mata', Google Maps Hadirkan Mode Penyamaran
- Twitter/@Google_IDN
VIVA – Dalam konferensi Google I/O 2019, CEO Google, Sundar Pichai mengatakan bahwa mode penyamaran yang sebelumnya ada di Chrome akan dibawa ke Google Maps. Manfaatnya adalah pengguna tetap dapat menggunakannya untuk mencari lokasi dan rute, namun tidak akan ada data yang disimpan di akun Google.
Dikutip melalui situs Business Insider India, Rabu, 8 Mei 2019, cara mengaktifkannya adalah dengan mengklik garis tiga di kiri atas dan akan ada opsi untuk mengaktifkan mode penyamaran. Meski begitu pengguna masih tetap harus waspada, ada kemungkinan data masuk ke dalam situs web pengumpul data yang pernah dikunjungi.
Studi yang dilakukan Vanderbilt University dan Digital Content Next, menyebut bahwa Google Maps masih dapat mengumpulkan data pribadi pengguna, meski saat mode penyamaran diaktifkan.
Sementara itu, Google yang menanggapi laporan tersebut mengatakan bahwa laporan tersebut ditulis oleh seorang dari pihak Oracle, yang mana saat itu tengah berlangsung kasus hak cipta dengan Google di pengadilan. "Jadi tidak mengherankan bahwa itu berisi informasi yang menyesatkan," kata Google.
Kala itu, Google juga pernah dikenai tuntutan hukum dalam kasus melacak secara diam-diam lokasi pengguna pada Agustus 2018. Pelapor menuduh Google masih melacak dan menyimpan lokasinya, bahkan ketika fitur location history miliknya dimatikan.
Dengan akan hadirnya fitur yang dibicarakan Pichai tentang pentingnya privasi, tampaknya Google memiliki keinginan kuat agar pengguna dapat mengendalikan datanya sendiri.