Ajaib, Manusia Purba Tahan Cuaca Ekstrem Ditemukan di Dataran Tibet
- bbc
Teknik yang disebut penanggalan seri uranimun digunakan pada endapan karbonat di tulang itu, dan didapati hasil bahwa fosil itu berumur 160.000 tahun.
Jean Jacques Hublin dari Max Planck Institute untuk Antropologi Evolusi di Leipzig, Jerman, mengatakan pihaknya menemukan bukti spesies manusia primitif - atau purba - yang hidup di ketinggian seperti itu adalah suatu kejutan.
"Ketika kita berurusan dengan `manusia purba` - manusia Neanderthal, Denisova, dan spesies awal dari Homo sapiens - jelas bahwa spesies ini memiliki kemampuan untuk tinggal di lingkungan yang ekstrem,”
"Jika Anda melihat situasi di Eropa, kami memiliki banyak situs manusia Neanderthal dan orang-orang telah mempelajari situs-situs ini selama satu setengah abad hingga sekarang.
"Situs yang berada di lokasi tertinggi yang kami miliki berada di ketinggian 2.000 meter. Tidak banyak, dan jelas bahwa itu adalah situs yang digunakan manusia Neanderthal ketika musim panas, mungkin untuk perburuan khusus. Tapi sebaliknya, kami tidak memiliki jenis situs seperti [di Tibet] ini."
Terkait dengan manusia Denisova yang tinggal di datarang tinggi Tibet, dia berkata, "Itu dataran tinggi.. dan jelas ada sumber daya yang cukup bagi orang-orang untuk tinggal di sana dan tidak hanya datang sesekali,"
Sementara para peneliti tidak dapat menemukan jejak DNA yang tersimpan dalam fosil ini, mereka berhasil mengesktrasi protein dari salah satu molar, yang kemudian dianalisis dengan menerapkan apa yang disebut analisis protein purba.
"Analisis protein yang kami lakukan menunjukkan bahwa tulang bawah Xiahe merupakan populasi manusia yang terkait erat dengan Denisova yang tinggal di Gua Denisova," ujar Frido Welker dari Universitas Kopenhagen, Denmark, yang juga peneliti dari manusia purba ini.
Temuan ini dapat menjelaskan mengapa individu yang diteliti di Gua Denisova memiliki varian gen yang diketahui dapat melindungi mereka dari hipoksia (kekurangan oksigen) pada ketinggian tinggi.