Kecerdasan Buatan 'Sulap' Sinyal Otak Jadi Suara

Penderita lumpuh - penyakit motor-neuron mengandalkan teknologi untuk bicara
Sumber :
  • Nature: BJ Warnick / Alamy

VIVA – Ahli saraf telah merancang perangkat inovatif yang memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan untuk mengubah sinyal otak menjadi ucapan. Teknologi ini diciptakan untuk membantu orang yang tidak bisa berbicara agar mampu menyampaikan pesan secara vokal pada orang lain.

Tantangan Penggunaan Kecerdasan Buatan di Dunia Pendidikan

Dikutip dari laman Nature, Kamis, 25 April 2019, para ahli yang dipimpin oleh Edward Chang, telah melakukan penelitian yang berfokus pada lima orang dengan implan elektroda di permukaan otak, sebagai bagian dari perawatan epilepsi.

Tim dari University of California tersebut mencatat aktivitas otak ketika para peserta membacakan ratusan kalimat dengan keras. Kemudian, mereka menggabungkan rekaman ini dengan data dari percobaan sebelumnya yang menentukan bagaimana gerakan lidah, bibir, rahang, dan laring menghasilkan suara.

Gibran Rencanakan Sekolah AI Pertama di Indonesia, Perusahaan Amerika Siap Bantu

Chang dan rekan-rekannya melatih algoritma pembelajaran mendalam pada data ini, dan kemudian memasukkan program ke dalam decoder mereka. Alat ini mengubah sinyal otak menjadi perkiraan pergerakan saluran vokal, dan mengubah gerakan ini menjadi ucapan sintetis. Orang yang mendengarkan 101 kalimat yang disintesis dapat memahami 70 persen dari kata-kata rata-rata, kata Chang.

Para peneliti menanamkan elektroda yang mirip dengan ini di tengkorak partisipan untuk merekam sinyal otak mereka. Credit : UCSF
Wakil Mendagri Sebut AI Dahsyat tapi Harus Bijaksana untuk Menggunakannya

Mereka juga mengatur algoritma untuk menerjemahkan sinyal ke dalam gerakan otot dan kemudian menjadi suara.

Teknologi ini belum cukup akurat untuk digunakan di luar laboratorium, meskipun dapat mensintesis seluruh kalimat yang sebagian besar dapat dipahami.

"Rencana kami pada dasarnya adalah membuat saluran vokal buatan - komputer - sehingga orang yang lumpuh dapat menggunakan otak mereka untuk menghidupkannya," kata peneliti bedah saraf UCSF Gopala K. Anumanchipalli, penulis utama studi tersebut, dikutip dari Nature.

Chethan Pandarinath, seorang neuro-engineer di Emory University di Atlanta, Georgia, yang ikut menulis penelitian ini berkomentar, "Membuat lompatan dari suku kata tunggal ke kalimat secara teknis cukup menantang dan merupakan salah satu hal yang membuat pekerjaan saat ini sangat mengesankan," katanya. (dhi)

Keira Knightley

5 Artis Ini Khawatirkan Kecanggihan AI, Benarkah Akan Mengancam Manusia?

Manfaat AI sangat signifikan, termasuk peningkatan efisiensi, pengurangan kesalahan manusia, serta kemampuan menganalisis data dalam skala besar dengan kecepatan tinggi.

img_title
VIVA.co.id
27 November 2024