Masa Depan Indonesia Menuju Moda Transportasi Berbasis Rel
VIVA – Teknologi transportasi menjadi salah satu isu yang disoroti Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi atau BPPT. Dalam event tahunan Kongres Teknologi Nasional 2019, di Jakarta, Rabu 20 Maret 2019, Kepala BPPT, Hammam Riza menyebut, pihaknya akan mengembangkan transportasi massal berbasis rel.
"Transportasi merupakan jantung perekonomian dan menentukan kualitas konektivitas perkotaan maupun regional. Pola moda tranportasi di Indonesia, umumnya masih didominasi oleh transportasi darat non-rel (bus, truk, kendaraan roda empat dan roda dua)."
Menurut data yang dipaparkan, transportasi berbasis rel berkontribusi hanya tujuh persen untuk penumpang dan 0,6 persen untuk barang terhadap seluruh moda angkutan secara nasional.
"Dengan pertumbuhan penumpang yang meningkat pesat sesuai dengan meningkatnya populasi dan aktivitas ekonomi, maka diperlukan moda transportasi massal berbasis rel yang berkapasitas besar, cepat, terjangkau bagi masyarakat," terangnya.
Dijelaskan pula, moda transportasi berbasis rel akan menjadi solusi untuk mengatasi kemacetan, dan mendorong penghematan energi, serta penurunan polusi udara. Ditambah lagi, meningkatkan TKDN sebagai impementasi untuk kemandirian bangsa.
"Kita harus mengubah transportasi kita selama ini yang menyebabkan kemacetan, menjadi berbasis rel. Ini yang harus kita kembangkan," kata Hammam.
"Transportasi massal ini nanti kita akan membahasnya bersama dirjen perkeretaapian," ujar Hammam.
Dalam Kongres Teknologi Nasional kali ini, Hammam juga menunjukkan pencapaian BPPT yang telah mengembangkan Kereta Semi-Cepat Jakarta-Surabaya, yang hanya memerlukan waktu tempuh 5,5 jam. (asp)