LIPI Bantah Musnahkan Puluhan Ribu Buku, Ada Informasi Disalahartikan
- LIPI
VIVA – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia atau LIPI sedang dilanda kabar miring. Lembaga penelitian tersebut, dituding telah memusnahkan puluhan ribu buku, tesis dan disertasi. LIPI menegaskan, informasi yang beredar luas telah disalahartikan.
Atas beredarnya kabar ini, Pelaksana Tugas Kepala Pusat Dokumentasi dan Data Ilmiah (PDDI) LIPI, Hendra Subagyo mengatakan, mereka tengah meningkatkan kualitas pendokumentasian informasi ilmiah, salah satunya dengan proses digitalisasi.Â
"Mekanisme ini adalah mekanisme yang seharusnya berjalan rutin setiap tahun, terakhir kami lakukan pada 2015 silam. Proses weeding atau penyiangan dilakukan, untuk koleksi yang tidak lagi relevan dengan perkembangan zaman atau fisiknya rusak parah," katanya dalam keterangan resmi yang terima VIVA, Senin 11 Maret 2019.
Hendro menekankan, proses ini tidak ada hubungannya dengan kebijakan reorganisasi LIPI. Digitalisasi, ditujukan untuk meningkatkan kualitas pendokumentasian karya ilmiah untuk publik. Namun, menurutnya, informasi yang beredar sudah disalahartikan.Â
Dia menyebutkan, mekanisme ini normal dilakukan oleh perpustakaan yang ada di dunia. Proses penyiangan meliputi pemeriksaan koleksi perpustakaan, judul per judul, dan yang paling utama adalah kondisi fisik. PDII LIPI pada tahun lalu menetapkan kebijakan untuk memilah koleksi yang jarang digunakan pengguna.Â
Contoh yang diberikan adalah Majalah Catu (Jurnal Internasional) pada 1991-1998, Jurnal Nasional, tesis/disertasi, dan laporan penelitian. PDDI tengah berbenah menuju perpustakaan digital dan akan membuat co-working space untuk aktivitas berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi.Â
"Revolusi industri 4.0, memungkinkan pertukaran informasi antarlembaga dapat dilakukan secara digital. Ditambah lagi, perkembangan teknologi informasi saat ini, telah mendisrupsi perilaku pencarian informasi perpustakaan dan proses penerbitan literatur," katanya.Â
Ia menuturkan, koleksi penting dan bersejarah tetap disimpan. Sementara, koleksi tesis dan disertasi yang masuk dalam literatur kelabu, tidak dipertahankan bentuk cetaknya. Karena, koleksi yang disimpan di PDDI adalah salinan dokumentasi metadata.Â
Sebelum dilakukan penyiangan atau digitalisasi, LIPI memastikan tesis dan disertasi asli masih tersimpan di perguruan tinggi asal. PDDI LIPI memproses digitalisasi koleksi bersejarah agar tetap awet, serta lebih mudah diakses masyarakat.Â
Analisis per harinya sebanyak 60 artikel, kemudian untuk dokumentasi digital 200 artikel. PDDI LIPI juga melakukan stock opname rutin, sehingga rak koleksi saat ini masih dalam kondisi kosong. Sedangkan metode penyiangan ini, dijadwalkan selesai pada Mei mendatang. (asp)