China Pecat Ilmuwan 'Pencipta' Bayi Anti-HIV

Dr. He Jiankui, ilmuwan yang sukses mengedit dan membuat manusia.
Sumber :
  • Instagram/@joey_jmsc

VIVA – Ilmuwan China yang berhasil membuat bayi melalui rekayasa buatan, He Jiankui, kini bernasib apes. Universitas tempatnya bekerja memecatnya. 

Kelompok Usia 20-24 Tahun, Tempati Jumlah Pengidap HIV/AIDS Terbanyak Kedua di Indonesia

Southern University of Science and Technology of China in Shenzhen (SUSTech) mengumumkan He tidak boleh lagi menjalankan aktivitasnya di kampus, karena dia sudah dipecat. He bahkan terancam menghadapi tuntutan.

Dikutip dari CBC News, Selasa 22 Januari 2019, menurut laporan Xinhua News Agency, He dipecat karena menghindari pengawasan penyelidik atas klaimnya mengedit DNA bayi hasil rekayasa buatan.

1.000 Napi HIV Diusulkan Dapat Amnesti dari Presiden Prabowo

Ilmuwan pria tersebut juga dituding melanggar norma penelitian. He diduga mengumumkan keberhasilannya supaya mendongkrak popularitas.

"Pemecatan ini aktif segera, SUSTech akan membatalkan kontrak kerja dengan Dr. He Jiankui dan menghentikan aktivitas mengajar dan penelitiannya di kampus ini," ujar perwakilan SUSTech dalam pernyataannya.  

Kenali Penyakit Sifilis, IDI Botawa Berikan Informasi Pengobatan yang Tepat

Laporan menunjukkan, He ingin tampil sendiri. Untuk itu, He bakal kena hukuman atas pelanggaran aturan. Namun penyelidik di Provinsi Guangdong tidak membeberkan aturan mana yang dilanggar oleh He. 

He membuat dunia heboh pada November tahun lalu. Dalam seminar pengeditan genom manusia di Hong Kong, dia mengaku 'membuat' bayi manusia pertama dengan gen yang diedit.

Dia mengatakan, sepasang bayi perempuan kembar yang lahir pada November tahun lalu, menjalani proses pengubahan DNA di kala masih berbentuk embrio. Rekayasa ini untuk mencegah mereka terkena HIV.  

Pengakuan ini membuat heboh. He Jiankui memicu gelombang amarah soal merekayasa gen sepasang bayi perempuan kembar agar imun terhadap HIV. Apa yang dilakukan He itu dituding sebagai pelanggaran terhadap peraturan ketat terkait pemanfaatan rekayasa genetika pada manusia. 

Dalam seminar di Hong Kong, He menyatakan kedua bayi yang dibuatnya lahir dengan normal dan sehat, dan perkembangannya akan dimonitor selama 18 tahun ke depan. Ia menyatakan untuk eksperimen tersebut, dia menggunakan mendanai pribadi. He mengakui universitasnya tak tahu menahu soal penelitian tersebut. (dhi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya