Mahasiswi Indonesia Berhasil Bikin Alat Panjangkan Usus Pascaoperasi

Mahasiswi program doktor Universitas Oxford, Sasza Chyntara Nabilla.
Sumber :
  • VIVA/Novina Putri Bestari

VIVA – Seorang mahasiswi program Doktor dari Departement of Materials, Universitas Oxford Inggris, Sasza Chyntara Nabilla, sedang mengembangkan cara memanjangkan usus pascaoperasi penyakit Chron.

8 Minuman Alami untuk Atasi Sembelit dan Lancarkan Pencernaan

Penyakit ini merupakan salah satu penyakit radang usus yang menyebabkan peradangan seluruh lapisan dinding di sistem pencernaan. Akibat penyakit ini, dinding usus akan menebal dan muncul benjolan-benjolan.

Operasi menjadi pilihan terakhir untuk menyembuhkan penyakit ini. "Dengan operasi dipotong (ususnya). Karena penyakit ini sifatnya kayak kanker akan terus menerus ada. Kalau dipotong-dipotong ususnya enggak bagus," kata dia di Jakarta, Rabu 9 Januari 2019. 

Kasus KLB Meningkat di Kalangan Anak Sekolah, IDAI Ingatkan Pentingnya Vaksinasi

Dengan banyaknya pemotongan usus ini, bisa mengakibatkan salah satunya malnultrisi dan gangguan pencernaan. Kondisi parahnya bisa menyebabkan kematian. 

Mengembangkan usus baru pasca pemotongan pernah dilakukan dengan perangkat mekanikal, namun caranya dengan menarik usus itu dan tidak bisa memenuhi rongga yang kosong. Maka dari itu Sasza mencoba mengembangkan alatnya dengan menggunakan hydrogel.

Hari Kesehatan Nasional, Catatan PB IDI: Permasalahan di Indonesia Sangat Kompleks dan Beragam

Material ini mampu untuk mengembangkan diri sendiri ketika ada fluida dan air. Konsepnya untuk mengimplan di usus dan didiamkan selama beberapa waktu lalu menunggu usus mengembang. 

"Hydrogel ini polimer punya sifat hidrofilik dan hidrofobik. Hidrofilik, kan, pengertiannya suka air. Jadi gampang berikatan dengan air. Kemudian, hidrofobik itu kebalikannya, tidak suka. Ini akan menstabilkan mekanikal propertinya," ujar dia. 

Penggunaan hydrogel ini dilakukan setelah operasi pemotongan usus itu selesai. Saat ini dia membuat dua konsep untuk jalur pengeluaran material setelah usus kembali memanjang. 

"Saya buat dua konsep, satu yang enggak mudah hancur. Kita harus melakukan pembedahan kedua untuk mengeluarkan materialnya. Atau saya buat yang mudah hancur sendirinya di dalam tubuh," kata Sasza. (dhi)

Ilustrasi sakit pinggang.

Hati-hati, Saraf Kejepit yang Tak Diobati Bisa Berujung Stroke dan Merambat ke Organ Vital Lain

Faktor obesitas atau berat badan dan bertambahnya usia, juga bisa meningkatkan risiko terjadinya saraf kejepit. Hal lainnya adanya cedera lama dan mengangkat beban berat.

img_title
VIVA.co.id
14 November 2024