Bumi 100 Juta Tahun Lagi Beda Banget, Benua Saling Menyatu

Ilustrasi Bumi dan Bulan.
Sumber :
  • www.pixabay.com/

VIVA – Bumi secara terus menerus mengalami perubahan. Sekitar 310 juta tahun yang lalu, daratan di planet ini saling terhubung sebagai superkontinen atau daratan raksasa yang terdiri lebih dari satu benua. Superkontinen tersebut dijuluki Pangaea. 

PBB Sebut Pemilihan Presiden AS Akan Berdampak Global

Sekitar 180 juta tahun yang lalu, daratan raksasa yang ada di Bumi itu pecah. Namun penelitian baru menyebutkan, dalam kurun waktu 100 juta tahun lagi daratan raksasa bisa kembali menyatu.

Dikutip dari laman Mirror, Kamis 29 November 2018, superkontinen baru yang disebut Novopangea akan terbentuk. Penyebabnya karena adanya pelebaran Atlantik dan Pasifik yang menyusut. Amerika akan bertabrakan dengan Antartika, lalu Afrika akan tetap tergabung dengan Eurasia.

Fitur Ini Bantu Kurangi Emisi Karbon

Wilayah tersebut akan tergabung menjadi satu daratan dari benua yang sebelumnya terpisah. Kemungkinan lainnya ialah Pangea Ultima. Antartika akan terbagi menjadi dua dan Amerika akan berbatasan dengan Afrika.

Eurasia akan berdekatan dengan India dan China pada bagian selatan, lalu Australia akan berada di selatan India dan Cina. Prediksi selanjutnya memunculkan nama Amasia.

Miliarder Israel-AS Gelontorkan Rp 1,4 Triliun untuk Dukung Trump di Pemilu 2024

Bergeraknya lempeng tektonik ke arah utara memungkinkan adanya pertemuan benua yang saat ini dikenal sebagai Arktika. Antartika akan tetap dalam posisinya saat ini.

Dari beberapa prediksi di atas, Novopangea adalah teori yang paling memungkinkan. Tidak jelas seperti apa iklim Bumi dalam 100 juta tahun ke depan dan bagaimana manusia bergantung pada faktor-faktor lainnya.

Pabrik Midea di Cikarang, Jawa Barat

Elektronik Buatan Indonesia Ini Siap Diekspor ke Amerika

Pabrik ini dibangun di atas lahan seluas 51.405 meter persegi dan memulai produksi bertahap sejak Juli 2024.

img_title
VIVA.co.id
6 November 2024