Hujan juga Bisa Ciptakan Likuifaksi, Begini Penjelasannya

Musim Hujan di Jakarta.
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVA – Fenomena likuifaksi atau pencairan tanah umumnya terjadi saat gempa bumi. Namun, ketika musim hujan pun likuifaksi bisa terjadi, tepatnya banjir bandang. Menurut Pakar Likuifaksi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Adrin Tohari, kondisi tersebut diakibatkan tanah jenuh karena hujan lebat.

Banjir Bandang Hantam Enam Nagari di Sijunjung Sumbar

"Ketika hujan lebat air tanah naik mengisi pori-pori, kemudian kekuatan tanah menjadi hilang. Aliran air butuh lereng yang curam agar bisa mengalir, yang nantinya berubah menjadi lumpur. Contohnya seperti likuifaksi yang terjadi di Petobo beberapa waktu lalu," kata dia, dalam diskusi di Kahmi Center, Jakarta, Rabu, 14 November 2018.

Adrian mengatakan, untuk mencegah likuifaksi di musim hujan, yang harus dilakukan adalah membangun struktur yang bisa menahan agar aliran air tidak mengalir ke pemukiman, salah satunya lewat Sabo Dam.

Waspada! BMKG Prediksi Hujan di Sebagian Besar Wilayah Indonesia, Selasa 12 November 2024

"Sabo Dam berbentuk bendungan sebagai penahan di lereng-lereng. Kalau mencegah supaya tidak terjadi itu tidak bisa karena sudah hukum alam. Kita bisa lakukan untuk mengurangi dampaknya. Bisa pula dengan reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul agar tanah tidak jenuh saat terjadi hujan lebat," paparnya.

Adrian juga mendorong masyarakat menjaga pohon agar tetap rimbun karena berfungsi untuk menahan air hujan supaya tidak seluruhnya masuk ke dalam tanah. "Masyarakat juga harus mencegah penebangan hutan yang berlebihan," jelas dia.

Kemensos Salurkan Bantuan Logistik bagi Penyintas Banjir Bandang di Sukabumi

Likuifaksi yang diakibatkan gempa bumi juga bisa dihindari. Masyarakat bisa mempelajari peta wilayah yang menyediakan kondisi geologi dan hidrologi. Lalu, dengan membuat bangunan tahan likuifaksi yang bisa menggunakan fondasi matras dan bahan yang fleksibel seperti kayu.

"Bisa juga dengan cara memperbaiki kualitas tanah. Untuk meningkatkan kepadatan dan kekuatan tanah bisa menggunakan semen. Untuk mengontrol tekanan air tanah bisa gunakan teknik drainase vertikal," ujarnya.

Penjabat (pj) bupati tangerang, Andi Ony saat cek dapur umum di lokasi banjir Desa Cisereh, Tigaraksa, Tangerang

347 Rumah di Tangerang Terendam Banjir Hingga 1 Meter

Sebanyak 347 rumah di 8 Desa yang masuk wilayah Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang Banten, terendam banjir. Ini akibat intensitas hujan tinggi dan luapan air sungai

img_title
VIVA.co.id
14 November 2024