Deretan 5 Fakta soal Bumi yang Salah Total
- Dokumen BPPTKG
VIVA – Beberapa fakta seputar bumi sudah banyak bertebaran informasinya. Mulai dari buku pelajaran sampai laporan peristiwa di televisi. Namun tak semua informasi serta fakta yang disajikan dan kamu dapatkan selamanya tepat.
Buku Everything You Know About Planet Earth is Wrong karya Matt Brown menunjukkan, ada lima fakta seputar bumi yang selama ini tak sepenuhnya benar. Berikut lima fakta yang dimaksud dikutip dari laman Science Focus, Sabtu 10 November 2018:
Gunung berapi selalu berkerucut
Tak selamanya gunung berapi berbentuk kerucut. Tapi faktanya konsepsi soal gunung dalam pikiran kita sudah telanjur berbentuk kerucut.
Konsepsi ini, menurut Brown, terbentuk karena propaganda Hollywood. Konsepsi yang dibentuk dari beberapa film menunjukkan, gunung mencakup lubang lava menggelembung.
Padahal nyatanya, gunung berapi muncul dalam berbagai bentuk, tak selamanya kerucut serta ukurannya berbeda-beda. Ahli gunung api memperkirakan, 75-80 persen pelepasan magma terjadi di laut bukan di lubang lava gunung berapi.
Cuma manusia biang lubang ozon
Rusaknya lapisan ozon di atmosfer, telunjuk menuju ke aktivitas manusia. Lubang ozon muncul akibat aktivitas manusia atas molekul chlorofluorocarbons (CFC). Molekul ini dipakai untuk pendinginan dan dalam kaleng aerosol dan menyusup ke atmosfer atas. Akibatnya dinamika di atmosfer membuat ozon makin sedikit.
Nah, belakangan, bukan cuma manusia saja yang menjadi biang munculnya lubang ozon. Perubahan iklim yang terjadi mulai dilihat sebagai salah satu penyebab kerusakan ini.
Pantai selalu punya garis pantai
Pada umumnya laut memiliki pantai yang menghubungkan dengan daratan. Garis pantai ini akan menjadi penghubung orang yang akan berlayar di tengah lautan. Contoh beberapa laut yang dikelilingi garis pantai yakni Laut Mediterania dan Laut Hitam.
Namun fakta membuktikan ada laut yang tak punya garis pantai. Laut yang dimaksud yakni Laut Sargasso, yang lokasinya di sisi barat Atlantik.
Laut ini tak punya perbatasan darat. Laut ini dikelilingi oleh arus air laut. Laut ini berbatasan dengan Arus Teluk Gulfstream di barat; Arus air laut Atlantik Utara di utara; Arus air laut Canary di timur; dan Arus air laut Khatulistiwa Utara di selatan.
Mitos Columbus penemu Amerika
Nama Christopher Columbus selama ini diyakini sebagai penjelajah yang menemukan daratan Benua Amerika. Namun nyatanya dia bukan orang pertama Eropa yang menginjakkan kakinya di dunia baru tersebut. Malah Matt Brown menuliskan, Columbus tak pernah menginjakkan kakinya di Amerika Utara, dia juga sosok yang tak meyakini bumi datar.
Nama yang layak disematkan dengan temuan Amerika yakni penjelajah Spanyol dan Portugal, Ferdinand Magellan. Namun banyak yang meyakini Magellan adalah penjelajah pertama yang mengelilingi dunia.
Tapi faktanya bukan. Magellan keluar dari Spanyol pada 1519 dan berlayar mengelilingi tiga perempat dunia saja. Dia malah tak pernah ada niat mengelilingi dunia begitu keluar dari Spanyol. Magellan berlayar untuk menemukan rute barat di sekitar Amerika dan menuju wilayah nusantara. Magellan akhirnya terbunuh dalam perang lokal di Filipina.
Anak buahnya yang tersisa 18 awak, dari 270 awak saat berangkat dari Eropa kemudian melanjutkan penjelajahan tersisanya.
Gunung tertinggi bukan Everest
Pasti sebagian dari kamu akan menyebutkan Gunung Everest sebagai gunung tertinggi di dunia. Fakta ini sulit dibantah jika mengukur ketinggian gunung dari permukaan laut ke puncak gunung.
Tapi lain hal kalau mengukurnya sampai ke bawah permukaan laut. Gunung Everest punya ketinggian 8.848 meter dari permukaan laut. Ada beberapa gunung yang nyatanya memiliki kaki sampai di bawah permukaan laut. Misalnya Gunung Mauna Kea di Hawaii punya ketinggian yang lebih, jika diukur dari kakinya di bawah permukaan laut.
Gunung ini punya bagian di dasar laut dan jika diukur dari titik bawah itu sampai ke puncaknya, gunung di Hawaii ini ketinggiannya 10.200 meter dan jika laut dikeringkan maka Gunung Mauna Kea menjadi gunung tertinggi di dunia.
Ilmuwan Ini Berhasil Ciptakan Koper Bertenaga Al, Permudah Tunanetra Navigasi Lingkungan
Koper AI tenaga canggih ini juga menawarkan umpan balik kepada para penggunanya, yakni tunantera baik melalui komponen percakapan bawaan, serta sensor haptik di pegangan.
