Ditemukan Spesies Baru Buaya, Bentuk Moncongnya Ramping
- Flickr/Heather Paul
VIVA – Tim ilmuwan telah menemukan spesies buaya baru pertama kalinya setelah hampir 85 tahun. Pemimpin tim peneliti Florida International University Tropical Conservation Institute Amerika Serikat, Matthew Shirley mempelajari buaya di alam liar dan penangkaran pada enam negara Afrika. Dalam studinya mereka menemukan ada spesies yang berbeda.
Dikutip melalui laman UPI, Jumat 26 Oktober 2018, mereka mempelajari DNA dan karakteristik fisik buaya di Afrika Tengah dan Afrika Barat. Saat itulah mereka menemukan suatu perbedaan, masing-masing wilayah memiliki dua spesies buaya yang moncongnya lebih kecil.
"Buaya dengan moncong kecil sebenarnya terdiri dari dua spesies berbeda, karena besarnya cagar alam jadi tidak terdeteksi," ujarnya dalam keterangan resmi.
Mula-mula, buaya Afrika Barat dan Afrika Tengah yang bermoncong kecil tampak sangat mirip, tetapi pengamatan yang lebih dekat mengungkapkan perbedaan bentuk dan skala tengkorak, mendukung bukti perbedaan spesies.
Cagar alam ini berisi spesies buaya Afrika Tengah dengan ciri memiliki moncong yang lebih kecil dan ramping. Tinggal di lokasi yang terpencil, buaya itu memiliki kemampuan untuk menyamarkan diri dengan baik di habitatnya.
"Kami memperkirakan hanya 10 persen buaya moncong kecil yang muncul di Afrika Barat, secara efektif populasinya berkurang hingga 90 persen. Membuat spesies itu menjadi buaya yang terancam punah di dunia," katanya.
Peneliti lain dari University of Florida dan University of Iowa Amerika Serikat mempublikasikan temuan mereka dalam jurnal Zootaxa. Saat ini, tantangan bagi mereka adalah bagaimana melestarikan spesies buaya Afrika Barat yang terancam punah tersebut.
"Kami berharap ada pemahaman yang lebih baik tentang evolusi dan taksonomi buaya dengan moncong kecil ini. Perhatian lebih diperlukan spesies yang menyedihkan ini, spesies buaya yang paling lama tak dikenali," kata Shirley.