Asal Usul Bendera

Ilustrasi / Bendera negara-negara anggota ASEM.
Sumber :
  • president.gov.mn

VIVA – Aksi anggota Barisan Ansor Serba Guna atau Banser membakar bendera warna hitam berlafaz tauhid mengalirkan kecaman di seluruh Tanah Air. Aksi itu kemudian berlanjut ke meja hukum. Oknum pembakar bendera dinilai membakar kalimat tauhid meski pelaku berdalih mereka membakar bendera ormas terlarang Hizbut Tahrir Indonesia atau HTI. 

Sederet Tradisi Unik Sambut Perayaan Maulid Nabi Muhammad di Indonesia

Bendera di masa kini memang menjadi simbol kehormatan sekaligus identitas negara, organisasi atau entitas tertentu. Fungsi bendera tak jauh dari masa lalu, juga sebagai identitas dan kehormatan. 

Dikutip dari laman Britannica, Rabu 24 Oktober 2018, jejak bendera sebagai simbol identitas terlacak pada perabadan kuno. Bagi peradaban kuno, bendera menunjukkan simbol kehormatan kelompok dan ras. 

Terkuak, Ini Identitas Kerangka Manusia di Lahan Kosong yang Buat Geger Warga Bekasi

Konsep bendera muncul pada bangsa kuno yang mendiami sub benua India atau untuk wilayah sekarang ini adalah area China. 

Britannica menuliskan, bukti penggunaan bendera ada pada masa Dinasti Zhou di China yang berkuasa dari 1046-256 Sebelum Masehi. Pendiri dinasti tersebut memiliki bendera putih yang dibawa bala tentara ke hadapannya. 

Polisi Kantongi Identitas Begal Motor yang Tembak Korbannya di Tangerang

Dalam catatan lain, peradaban-peradaban purba seperti peradaban Persia dan China sudah lazim menggunakan panji, pataka atau bendera sebagai penanda pasukan dalam peperangan. 

Pada perang zaman dahulu, di medan pertempuran tanda-tanda atau standar yang digunakan dalam peperangan yang dapat dikategorikan sebagai vexilloid atau 'seperti bendera'. 

Nah, dahulu bentuk bendera tak umum persegi empat seperti bendera modern saat ini. Dahulu bentuknya serupa bentuk hewan. 

Bendera pada peradaban kuno di China punya bentuk perangkat seperti burung merah, harimau putih atau naga biru. Sedangkan di peradaban India kuno, bendera seringkali berbentuk segitiga dengan warna merah, hijau, dengan sulam emas pada pinggirannya. 

Malah evolusi lain menunjukkan, awalnya konsep bendera tak berupa kain atau benda yang dikibarkan. Standar bendera dalam peradaban kuno Mesir dan Mesopotamia misalnya, bendera berbentuk dari material padat misalnya logam berbentuk binatang yang melekat di atas tiang. 

Jejak lain dari Kerajaan Mughal di peradaban India kuno punya keunikan soal identitas atau bendera. Kerajaan ini punya 'bendera' identitas lain yakni berupa ekor lembu atau payung kerajaan.

Namun entah kenapa kemudian berkembang menjadi bentuk kain berkibar dengan pita pada tiang.

Perang dan bendera

Sedangkan dalam peradaban China, bendera dibawa dengan kereta atau ditanam di dinding kota. Dari dahulu bendera sudah punya makna kehormatan identitas. Dalam lingkungan kerajaan, atribut bendera umumnya diidentifikasi dengan sang penguasa dan diagungkan dengan hormat dan juga disucikan. 

Makanya pada zaman dahulu, menyentuh pembawa bendera adalah sebuah kejahatan. Selain itu jatuhnya bendera berarti sebuah kekalahan. Bendera bisanya dipercayakan bukan pada orang sembarangan, biasanya dibawa seorang jenderal. 

Dalam peperangan kuno, objek serangan pertama yang dibidik adalah bendera. Kalau bendera jatuh dalam peperangan, menunjukkan tanda kejatuhan dan kekalahan.  

Dalam peradaban lainnya, bendera di bawa dalam peperangan. Misalnya legiun Romawi membawa bendera seperti elang dari legiun X Agustus Caesar, atau naga dari Sarmatian, yang kedua adalah membiarkan terbang bebas di angin, dibawa oleh seorang penunggang kuda, tetapi dinilai dari penggambaran itu lebih mirip dengan layang-layang naga panjang daripada bendera sederhana.

Jejak bendera dipakai di peradaban India dan China kuno bisa dilacak dengan adanya bendera putih yang dipakai sebagai sinyal gencatan senjata pada awal 1542 Sebelum Masehi. 

Penggunaan bendera peradaban India dan China itu kemudian menyebar ke Burma (Myanmar), Siam (Thailand) dan bagian lain dari wilayah Asia Tengara. 

Sebuah risalah tentang perang di Siam menunjukkan, bendera-bendera dibentangkan saat pawai dimulai. Dalam riwayat ini, bendera bercorak latar belakang putih, kuning, sutra hitam dengan perangkat binatang yang disulam dengan emas.

Bendera sampai meluas ke bangsa Eropa, kemungkinan dibawa oleh orang Saracen atau orang yang tinggal di padang gurun pasir Romawi Arabia Petraea tapi bukan orang Arab. 

Di Eropa, bendera nasional pertama diadopsi pada abad pertengahan dan Renaissance. Pada masa itu, banyak pemimpin mengadopsi bendera santo pelindung mereka untuk mewakili negeri mereka masing-masing. Di Inggris misalnya bendera Salib Santo Gregorius diperkenalkan pada abad ke-13. Menjelang akhir Abad Pertengahan, bendera makin diterima untuk menyimbolkan negara, raja, organisasi maupun kota.

Bendera dan tradisi Islam

Dalam tradisi Islam, sedikit berbeda dengan peradaban kuno lain. Bendera dalam tradisi Islam tak menggunakan simbol hewan, sebab Islam melarang menggunakan gambar sebagai media pengagungan. Gambar yang diagungkan bisa diidentifikasi sebagai berhala atau sesembahan yang bisa memengaruhi ketauhidan mereka. 

Namun dalam tradisi Islam juga mengenal bendera dalam bentuk berbeda. Britannica menuliskan, ada kemungkinan bendera yang muncul dalam tradisi Islam terpengaruh dengan bendera dari peradaban India. 

Bendera dalam tradisi Islam begitu sederhana, latar belakang hitam, putih atau hijau dan merah. Bendera warna hitam merujuk pada spanduk Nabi Muhammad. 

Bendera hitam dipakai oleh Dinasti Abbasiyah yang memerintah pada masa 746 Masehi, sedangkan Dinasti Umayyah memilih bendera warna putih dengan kontras, Bani Khawarij memakai bendera warna merah. Sedangkan Dinasti Fatimiyyah menggunakan warna hijau yang kini lebih identik dengan warna Islam. 

Pengadopsian simbol bulan sabit muncul pada 1250, kala Khalifah Turki Utsmani menggunakannya dalam bendera. Belakangan simbol bulan sabit tanpa bintang atau dengan bintang tambahan menjadi salah satu simbol Islam yang lazim.   

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya