Telur dan Ayam Dahulu Mana, Kini Sudah Ada Jawaban Sahihnya

Peternakan ayam petelur kawasan Cilodong, Depok, Jawa Barat
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

VIVA – Lebih dulu mana ayam atau telur? Pertanyaan klasik tapi membingungkan ini memang membuat pusing. Sebab telur berasal dari ayam, sedangkan sebaliknya ayam ada dari telur. Selama ini tak ada jawaban sahih atas pertanyaan ini, namun belakangan ilmuwan Australia bisa mengakhiri teka-teki tak berujung tersebut. 

Lobster Ternyata Sangat Disarankan Buat Ibu Hamil untuk Cegah Anemia dan Stunting, Tapi...

Peneliti menemukan telur maupun ayam, sama-sama berevolusi. Dahulu telur yang muncul tak seperti telur hewan modern saat ini. Demikian juga halnya dengan ayam, menurut ilmuwan, ayam pertama dahulu tidak lahir dari ayam tapi dari pendahulu ayam. 

Dikutip dari laman Australian and Academy Science, Kamis 18 Oktober 2018, telur muncul pertama kali dengan evolusi telur amniota pada 340 juta tahun lalu. Amniota adalah membran yang mengelilingi embrio. Sebelum munculnya telur amniota, sebagian besar hewan mengandalkan air untuk reproduksi, mengeram telur di kolam dan lingkungan lembab lainnya supaya telur tak mengering.

Belalang Goreng Indonesia Tinggi Protein, Mirisnya yang Viral dari Thailand dan China

Proses evolusi telur terjadi, mulai muncul telur dengan tiga selaput ekstra di dalamnya, yakni chorion, amnion dan allantois. Tiga selaput ini fungsinya secara umum makin melindungi secara ekstra embrio hewan. 

Tak cuma telur, ayam juga berevolusi. Ilmuwan Australia mengatakan, ayam pertama bukan muncul seperti ayam modern saat ini. Ayam pertama merupakan hasil mutasi genetik yang terjadi pada zigot dari dua proto ayam atau hewan yang mirip dengan ayam. 

Bukan Cuma Lezat, Kandungan Gizi Makanan Khas Banyuwangi Ternyata Mampu Atasi Stunting

Ilmuwan menjelaskan, dua proto ayam dikawinkan, kemudian menggabungkan DNA mereka bersama-sama membentuk sel pertama pada benih ayam. 

Dengan berjalannya waktu, terjadi mutasi genetik pada sel pertama ayam. Mutasi ini menyalin diri ke tiap sel tubuh ayam lainnya saat embrio ayam pertama ini bertumbuh. Proses mutasi dalam sel ini kemudian melahirkan ayam asli pertama. 

Ilmuwan mengatakan, ayam pertama atau orang tua dari ayam modern saat ini yakni spesies Gallus gallus atau ayam hutan merah. Spesies awal ayam ini disebutkan berasal dari negara di Asia Tenggara termasuk Indonesia, Singapura, Malaysia serta China Selatan sampai India. 

Gallus gallus

Ayam-hutan merah ini telah dijinakkan manusia di Asia dan kemudian menyebar ke seluruh dunia. 

Lantas duluan mana antara telur dan ayam? Jejaknya bisa ditelusuri pada bukti arkeologi dan profil cangkang telur.

Ilmuwan menemukan, Gallus gallus pertama kali dijinakkan sekitar 10 ribu tahun lalu, meski analisis DNA dan simulasi matematis menunjukkan ayam domestik atau ayam yang dijinakkan sudah menyimpang dari Gallus gallus jauh lebih awal. Perkiraannya, ayam domestik sudah menyimpang dari Gallus gallus sejak 58 ribu tahun lalu. 

Selain itu ada bukti lain. Ayam domestik punya gen sedikit rumit, yakni gen untuk warna kuning yang terlihat di kaki. Tanda ini kemudian membuka ruang ayam domestik berevolusi dari burung hutan abu-abu (Gallus sonneratii) bukan Gallus gallus. Tanda gen itu menunjukkan adanya hibridisasi antara spesies di masa lalu.

Tapi ilmuwan menemukan bukti yang lebih sahih dari profil bentuk cangkang ayam. Setelah mempelajari cangkang ayam, ternyata sebagian besar kulit telut terbuat dari kalsium karbonat (CaCO3). 

Cangkang telur bisa ada karena mendapatkan pasokan kalsium dari ayam. Nah ayam bisa memproduksi kalsium pembentuk cangkang telur itu dari sumber makanan kaya kalsium. 

Namun membentuk cangkang, kalsium perlu disimpan dalam bentuk kristal CaCO3, dalam hal ini ayam bergantung pada protein tertentu yang memungkinkan proses pengkristalan itu. 

Nah salah satu protein yang bisa menjalankan fungsi itu yakni ovocleidin-17 atau OC-17. Dan protein ini ditemukan pada ovarium ayam. Dengan demikian, ilmuwan berkesimpulan, ayam lebih dahulu hadir sebelum telut. Sebab tanpa protein OC-17, tidak akan ada formasi telur seperti saat ini. 

Nasi Padang.

Siapa Bilang Penderita Diabetes Tak Boleh Makan Nasi Padang? Begini Triknya Menurut Ahli Gizi

Nasi Padang sering kali dihindari oleh penderita diabetes dan kolesterol tinggi. Padahal, nasi Padang bisa jadi menyehatkan selama bisa memilih lauk pauk sesuai kebutuhan

img_title
VIVA.co.id
15 November 2024