Mengenal Glock-17, Pistol Canggih tapi Ringan seperti Plastik

Glock-17 juga dipakai pasukan khusus seperti SWAT AS.
Sumber :
  • personaldefenseworld.com

VIVA – Insiden yang menimpa Gedung Dewan Perwakilan Rakyat yang menyebabkan kaca retak di sejumlah ruangan anggota DPR menemui titik
terang. Senjata api genggam atau pistol yang dipakai jenis Glock-17 kaliber 9 milimeter yang dimodifikasi menjadi otomatis hingga daya jangkaunya mencapai 400 meter.

PNBP Rawan Dijadikan Bancakan, Pakar IPB Desak Pemerintah Cabut Peraturan Menteri Lingkungan

Glock-17 sejatinya pistol semi otomatis dengan jarak tembak efektif maksimal 50 meter. Kelahirannya berawal dari niat pemerintah Austria mencari desain baru senjata genggam kompak untuk angkatan bersenjata mereka pada 1982 silam.

Mengutip The Guardian, Rabu, 17 Oktober 2018, adalah Gaston Glock, ahli Polimer namun sama sekali belum pernah mendesain senjata, mendapat tantangan untuk mendesain pistol dengan material berbeda, yang tentunya, dengan beberapa syarat dari militer Austria.

Menkominfo Siapkan Sistem Keamanan Siber

Singkat cerita, pria yang kini berusia 89 tahun tersebut berhasil menciptakan protoype pistol buatannya, Glock-17, dengan peluru kaliber 9 mm kepada militer Austria untuk diujicoba dengan hasil sangat memuaskan.

Glock-17

Jelang Libur Nataru, Harga Telur Ayam di Tangerang Naik Jadi Rp30 Ribu
Glock-17 kaliber 9 milimeter.

Di tahun yang sama, melalui perusahaannya, Glock GmBH, Gaston mendapat kontrak eksklusif untuk memproduksi sekitar 25 ribu pistol dengan kandungan 80 persen polimer.

Kendati demikian, bukan berarti Glock-17 tidak punya masalah. Pistol ini ditolak pasar karena dianggap 'pistol mainan' lantaran berbahan polimer sehingga menjadi ringan seperti pistol plastik.

Selain itu, pistol tersebut memiliki masalah dalam daya tahan dan keandalan. Bukan itu saja. Karena pistol berbahan polimer, banyak penegak hukum khawatir Glock-17 tidak terdeteksi oleh alat sensor di bandara.

Lantas, apa keunggulan Glock-17? Menurut National Interest, karena mayoritas menggunakan polimer, maka bisa tahan hingga 200 derajat celsius.

Glock-17 menggunakan poligonal rifling pada laras, di mana sistem ini sangat berbeda dengan alur senpi konvensional. Senjata genggam ini juga mempunyai chamber loaded indicator yang berfungsi untuk mendeteksi 'rumah' peluru.

Recoil Spring Glock-17 juga mengadaptasi sistem Captive Recoil Spring, yang fungsinya mencegah terjadinya kesalahan proses melepas peluru, sehingga tidak melukai muka ataupun mata pengguna.

Kompetitor Glock-17 adalah Sig Sauer P226 asal Jerman. Glock-17 menguasai mayoritas pangsa pasar pistol untuk aparat penegak hukum di Amerika Serikat di antaranya Special Weapons and Tactics atau SWAT.

Ilustrasi QRIS

Revitalisasi Pasar Rakyat di Era Digital

Pasar tradisional di Indonesia terus menunjukkan perannya sebagai pusat ekonomi dan budaya yang strategis, terutama dengan upaya revitalisasi di era digital.

img_title
VIVA.co.id
15 Desember 2024