5 Fakta Sains Elang Bondol, Maskot Asian Para Games 2018

Elang bondol
Sumber :
  • Instagram/@rahula_parera

VIVA – Asian Para Games 2018 telah berjalan setelah dibuka akhir pekan lalu. Seperti halnya Asian Games 2018, ajang pesta olahraga para kaum difabel ini juga memiliki maskot yang namanya MoMo. 

Bukan Cinta Monyet Lagi, Jaz Hayat Ungkap Makna Mendalam di Balik Boleh Merindu

Maskot MoMo merupakan burung elang bondol. Nama MoMo berarti motivation dan mobility yang dinilai mewakili simbol kaum difabel untuk terus bergerak maju dan beradaptasi dengan perubahan dunia. 

Nah, elang bondol ini ternyata menyimpan beberapa fakta unik, salah satunya burung ini menjadi maskot kota Jakarta bersama dengan salak Condet. 

Berkat Olahan Buah Salak, Pria di Jombang Sukses Raup Miliaran Rupiah Pertahun

Elang bondol dan salak Condet menjadi maskot Jakarta bisa dilihat di bus TransJakarta. Kalau kamu jeli bisa melihat maskot ini di dekat tulisan TransJakarta. 

Maskot tersebut bermula dari Keputusan Gubernur No. 1796 Tahun 1989. Gubernur Ali Sadikin menetapkan elang berwarna coklat dan berkepala putih dengan posisi bertengger pada sebuah ranting sambil mencengkeram salak Condet sebagai maskot Jakarta. 

Pengakuan Imam Tembak Kucing, Kesal Burungnya Diterkam

Berikut ini fakta-fakta elang bondol dikutip dari Gembiralokazoo, Senin 8 Oktober 2018:

Berubah-ubah warna

Burung Elang Bondol memiliki ukuran sedang dengan panjang tubuh mencapai 45 cm, berwarna putih dan coklat pirang. 

Elang bondol remaja memiliki warna bulu seluruh tubuh kecokelatan. Warna berubah putih keabu-abuan pada tahun kedua, dan mencapai bulu dewasa sepenuhnya pada tahun ketiga.

Ujung ekor bundar, iris mata coklat, paruh dan sera abu-abu kehijauan, kaki dan tungkai kuning kusam. Ketika dewasa, warna bulu tubuhnya pada bagian kepala, leher, dan dada putih, sedangkan bagian sayap, punggung, ekor, dan perut coklat terang  dengan bulu primer yang hitam.

Perilaku

Biasanya elang bondol hidup sendiri alias soliter. Namun di daerah yang makanannya melimpah, elang bondol bisa hidup dapat membentuk kelompok sampai 35 individu. 

Ketika berada di sekitar sarang, sesekali memperlihatkan perilaku terbang naik dengan cepat diselingi gerakan menggantung di udara, kemudian menukik tajam dengan sayap terlipat dan dilakukan secara berulang-ulang. 

Terbang rendah di atas permukaan air untuk berburu makanan, tetapi terkadang juga menunggu mangsa sambil bertengger di pohon dekat perairan, dan sesekali terlihat berjalan di permukaan tanah mencari semut atau serangga-serangga kecil. 

Reproduksi

Telur berwarna putih, sedikit berbintik merah, jumlah 1-4 butir.Berkembang biak pada bulan Januari-Agustus, dan Mei-Juli. Dierami selama 28-35 hari. Anakan mulai belajar terbang dan meninggalkan sarang umur 40-56 hari, menjadi dewasa mandiri setelah 2 bulan kemudian.

Makanan

Burung ini memakan mamalia kecil, ayam, burung yang berukuran kecil dan beberapa jenis reptil serta serangga.

Habitat

Habitat elang bondol adalah di rawa-rawa. Mereka menyukai pohon yang tinggi untuk membuat sarang. Sarang-sarang diletakkan di daerah dekat dengan ujung agar terlindung dari mamalia atau hewan lain yang dapat memakan telur atau anaknya. Mereka ditemukan di anak benua India, Asia Tenggara dan Australia.

Ilustrasi Salak

Kombinasi Biji Salak dan Kulit Jeruk untuk Obati Kanker

Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) tengah meneliti potensi kombinasi ekstrak biji salak pondoh dan kulit jeruk pamelo sebagai alternatif pengobatan kanker.

img_title
VIVA.co.id
13 September 2024