Keren, Guru SMK Ciptakan Aplikasi Fisika Berbasis Game

Penemu aplikasi fisika berbasis game, Fendy Novafianto.
Sumber :
  • VIVA/Dwi Royanto

VIVA – Guru Sekolah Menengah Kejuruan atau SMK Bhakti Nusantara bernama Fendy Novafianto (28) berhasil menciptakan sebuah aplikasi fisika berbasis game.

Cara Mudah dan Hemat Beli Barang dari China dengan Ducking.id

Pelajaran fisika kerap menjadi momok menakutkan bagi sebagian besar siswa SMK karena dianggap rumit. Namun, di tangan Fendy, sejumlah materi pelajaran fisika bisa dikuasai dengan mudah dan menyenangkan. Aplikasi ini mempermudah anak-anak belajar karena diisi serangkaian game edukasi hingga latihan soal.

Fendy, yang menjadi guru SMK di Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, itu menamai aplikasinya dengan 'Misteri Induksi Magnetik', yaitu sebuah aplikasi fisika yang dikemas dalam bentuk permainan.

Komdigi Sering 'Digugat' Bandar Judol karena Hal Ini

Detail aplikasi karya Fendy sebenarnya sederhana. Namun, isinya memudahkan anak-anak dalam menguasai rumus-rumus pelajaran fisika secara cepat. Seperti halnya permainan game, siswa-siswi diajarkan mencari materi pelajaran fisika secara mandiri. Namun, pencarian tetap dalam kerangka permainan.

"Anak-anak sekarang sukanya ngegame. Jadi, melalui aplikasi ini para siswa dapat menemukan solusi saat belajar fisika," kata Fendy, Kamis, 4 Oktober 2018. Ketika menggunakan aplikasi ini, Fendy menjelaskan jika tiap materi di dalam satu soal akan diberikan ada penjelasan serta simulasi.

Coding Bakal Diajarkan di SD, Mendikdasmen: Bukan Pelajaran Wajib

Lalu, pada bagian akhir siswa akan diberikan soal evaluasi dengan pilihan ganda. Bahkan, materinya sudah disesuaikan dengan Kurikulum 2013 dengan penambahan video untuk memudahkan penjelasan. "Tidak hanya main game tapi dalam pengajaran di kelas juga dilengkapi lembar kerja siswa. Jad langsung praktik," ujar alumnus Universitas Negeri Semarang itu.

Untuk sementara aplikasi buatan Fendy dapat digunakan siswa-siswi SMK kelas X. Namun, jika aplikasi itu sukses, ia berencana menyebarkan karya yang dibuat sejak 2013 itu ke publik agar bisa di-download di smartphone. "Untuk kalangan sendiri dulu. Respons siswa cukup baik dan membantu mereka dalam belajar," ungkapnya.

Jerih payah Fendy berbuah manis. Saat diikutkan dalam kompetisi Ki Hajar Awards 2018, aplikasi buatannya menjadi yang terbaik. Ajang ini dimotori oleh Balai Pengembangan Multimedia Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Kota Semarang.

Total pendaftar mencapai 627 aplikasi yang digelar secara nasional. Peserta terbanyak berasal dari Jawa Tengah dengan 131 pendaftar, Jawa Timur 99 pendaftar, Jakarta 16 pendaftar, Sulawesi Selatan 15 pendaftar, Yogyakarta 14 pendaftar, Banten 11 pendaftar, Sumatera Utara 8 pendaftar, Kalimantan Selatan 8 pendaftar, Bali 7 pendaftar.

"Gelaran Ki Hajar Award telah tercipta 1.000 aplikasi. Semoga karya ini bisa menjadi aset dunia pendidikan kita," ujar Abu Kaer, Kepala Balai Pengembangan Multimedia Pendidikan dan Kebudayaan Kemendikbud.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya