Mahasiswa UI Bikin Alat Pintar Tunanetra, Mudah dan Efisien
- Dokumen Humas UI
VIVA – Tiga mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia menciptakan alat bantu baca buku bagi penyandang tunanetra yang diberi nama Smart-Blind. Ketiganya adalah Maulana Bisyir Azhari, Gibran Muhammad Fajar Wisesa, dan Nikolas Jalu Padma Iswara.
Alat ini bekerja dengan cara mengkonversi gambar dari media cetak menjadi teks dan teks tersebut diubah menjadi suara yang dapat langsung diterima oleh penyandang tunanetra.
Dengan Smart-Blind, para penyandang tunanetra bisa langsung menekan tombol dan menggerakan alat ke atas media cetak yang dikehendaki.
Dalam hitungan beberapa menit alat tersebut akan memproses gambar yang berisi tulisan menjadi suara, sehingga dapat dengan mudah diterima oleh penyandang tunanetra.
"Keunggulan Smart-Blind antara lain efisien, portable, dan mudah digunakan oleh penyandang tunanetra," kata Maulana di Depok, Jawa Barat, Selasa 14 Agustus 2018.
Menurutnya ada beberapa hal yang menghambat penyampaian informasi bagi penyandang tunanetra. Salah satunya karena sulitnya mendapatkan informasi yang cepat dari sumber media cetak.
"Solusi yang ada saat ini hanyalah dengan mengkonversi tulisan ke dalam huruf Braille dan itu memakan waktu yang cukup lama, berangkat dari persoalan tersebut, maka kami berinisiatif untuk menciptakan alat bernama Smart-Blind ini," jelas dia.
Dalam proses pembuatan Smart-Blind, Maulana dan tim memulai dengan pemilihan material berupa mini-PC Raspberry Pi Zero W, baterai, headphone, serta peralatan-peralatan lain pendukung mini-PC tersebut.
Setelah pemilihan material, Maulana dan tim mulai merancang program dan algoritma pada mini-PC. Cara menggunakan alat ini adalah dengan menaruh corong alat yang didalamnya ada sebuah kamera pada media cetak yang hendak dibaca.
Kemudian, tekan tombol untuk mengambil gambar tulisan yang ada di media cetak tersebut. Dalam hitungan beberapa menit alat ini akan memproses gambar yang berisi tulisan menjadi suara, sehingga dapat dengan mudah diterima oleh penyandang tunanetra.
Ketiga mahasiswa ini berharap Smart-Blind makin mempermudah para tunanetra dalam mendapatkan informasi dari media cetak.
Smart-Blind dapat memberikan akses yang sama kepada penyandang tunanetra terhadap perkembangan informasi dan ilmu pengetahuan agar menjadi individu yang lebih berilmu dan dapat bersaing dengan manusia yang normal.