Salju Eropa dan Embun Es Indonesia, Mirip tapi Beda Banget
- Instagram/@hiyo_fa
VIVA – Cuaca dingin masih terasa oleh masyarakat Indonesia, pada malam dan pagi hari khususnya yang tinggal di bagian selatan. Bahkan beberapa wilayah daerah dataran tinggi di Indonesia pada pagi hari muncul embun es.Â
Embus es yang menutup permukaan sebagain wilayah di Indonesia dianggap sebagian masyarakat sensasinya seperti cauca Eropa. Misalnya di dataran tinggi Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah suhu pagi mencapai minus 5 derajat celsius pada Rabu-Kamis 1-2 Agustus 2018. Air kran dilaporkan membeku.
Selain di Dieng, laporan yang masuk ke BMKG menunjukkan embun es atau empun upas (frost) itu juga muncul di kebun teh Kaligua Brebes dan Rabu Pane Lumajang.
Namun sejatinya salju di Eropa dan embun es yang muncul di beberapa lokasi di Tanah Air, ternyata berbeda.
Kepala Sub Bidang Produksi Informasi Iklim dan Kualitas Udara, Kedeputian Bidang Klimatologi BMKG, Siswanto dalam keterangannya menjelaskan, salju Eropa dan embus es di Indonesia tidaklah sama meski prosesnya kemunculannya mirip.
"Perbedaan es dan salju terletak pada bagaimana air membeku menjadi bentuk padat," tuturnya.Â
Dia menjelaskan, uap air tidak dapat dilihat namun bisa mendingin membentuk tetesan air tipis yang dapat dlihat sebagai awan jika berkumpul di atmosfer.Â
Siswanto mengatakan, salju terbentuk akibat reaksi pendinginan antara uap air yang terbawa angin dingin pada musim dingin.Â
Salju terbentuk karena pendinginan yang cepat akibat gerak naik udara atau akibat hembusan angin dingin dalam faktor musim. Makanya uap air yang berada di ketinggian atmosfer itu kemudian membeku lalu jatuh ke permukaan bumi sebagai salju.Â
Sementara, embun es hanya terjadi di permukaan bumi pada saat titik-titik air dari udara dekat permukaan membeku. Titik air itu membeku karena udara dekat permukaan yang terlalu dingin di bawah titik beku air atau di bawah 0 derajat celsius.Â