Hisap dan Makan Ganja, Efeknya Kuat Mana?
- Warga Amerika Rayakan Legalisasi Ganja
VIVA – Ganja memang terlarang di Indonesia. Namun demikian, masih ada yang mencuri-curi kesempatan untuk mengonsumsi ganja. Umumnya, kasus penangkapan ganja oleh penegak hukum di Indonesia, pelaku mengonsumsinya dengan mengisap atau menghirup.
Sementara di Amerika Serikat, konsumsi ganja bisa dengan cara memakannya. Sebab ganja diolah menjadi makanan panggang, permen, es krim atau makanan lainnya.
Komponen psikoaktif dalam ganja, tetrahydrocannabinol (THC), punya berbagai efek di antaranya euforia, relaksasi, peningkatan nafsu makan, gangguan sistem motorik, kehilangan ingatan jangka pendek, mata dan mulut kering sampai munculnya kegelisahan.
Ternyata memakan ganja dan merokok ganja punya dampak yang berbeda. Laman HowStuffworks, Kamis 8 Maret 2018, mengutip berbagai sumber, efek ganja akan datang dengan cepat dalam kasus merokok atau menghirup, sedangkan memakan ganja efeknya muncul setengah jam kemudian.
Bicara soal hilangnya efek ganja, dalam hal mengonsumsi ganja dengan merokok, efeknya akan lenyap dalam tiga jam. Sedangkan dalam hal memakan ganja, efeknya menghilang 3-10 jam, tergantung frekuensi dan dosis ganja yang dimakan.
Dari sisi dampak di tubuh, memakan ganja punya jalan tersendiri. Begitu memakan ganja, pencernaan akan mengubah komponen THC, dengan cara yang berbeda dibanding menghirupnya.
Menurut laman Wishnia, hati pengguna akan memproses delta-9-tetrahydrocannabinol menjadi 11-hydroxy-tetrahydrocannabinol, sebuah varian THC yang lebih banyak sifat psidelik atau sifat memengaruhi kesadaran seseorang. Pemprosesan varian THC dilakukan sebelum mencapai perut pengguna. Dampaknya, makin tinggi ganja yang ditelan maka akan makin kuat efeknya.
Bagaimana jika memakan ganja melebihi batas? Laman Nicholson menuliskan, sebanyak apa pun makan ganja sejauh ini tidak akan membuat pengguna berujung pada kematian. Efek paling buruk yakni pengguna makin kehilangan kesadaran dan berhalusinasi. Konsekuensi memakan ganja terlalu banyak tidak langsung membuat pengguna mati.
Memang pada 2014 terdapat kasus mahasiswa memakan ganja dalam kue dengan kadar 65 miligram THC. Sang mahasiswa itu tewas, tapi bukan karena efek ganja. Jadi begitu memakan kue ganja, sang mahasiswa itu melompati balkon dan jatuh akhirnya meninggal. (ase)