Puluhan Pengusaha Portugal Tertipu E-Commerce RI, Kok Bisa?
- VIVA/Lazuardhi Utama Rifki
VIVA – Badan Ekonomi Kreatif mengakui mendapat laporan dari perwakilan Indonesia di Lisbon, Portugal, bahwa puluhan konsumen yang mayoritas pengusaha lokal di negeri Eropa itu tertipu e-commerce asal Indonesia.
Menurut Wakil Kepala Bekraf Ricky Josep Pesik, saat ini institusinya masih menyelidiki hal tersebut untuk laporan lengkapnya.
"Ini e-commerce bukan dalam format resmi. Artinya, bukan yang besar. Nah, ini perlu ditata. Data lengkapnya lagi saya minta. Kita akan menindaklanjuti supaya tidak terjadi lagi. Saya baru dengar dari Portugal," kata Ricky kepada VIVA, Selasa 28 November 2017.
Ia melanjutkan, tidak hanya konsumen luar negeri, orang Indonesia pun juga ada yang mengalami hal demikian. Sebab, transaksi terjadi secara internasional.
Untuk itu, Ricky menyambut baik rencana peluncuran aplikasi software e-commerce fraud oleh Direktorat Cybercrime Bareskim Polri awal tahun depan.
"Sangat penting. Karena pengawasannya mencakup e-commerce asing. Selain itu, untuk menjaga eksistensi e-commerce kita di luar negeri, sehingga bisa bersaing secara sehat di tingkat global, " jelasnya.
Direktorat Cybercrime Badan Reserse Kriminal Polri akan meluncurkan aplikasi software e-commerce fraud untuk melindungi konsumen dari penipuan saat transaksi jual beli secara daring.
Kepala Subnit II Subdit III Cybercrime Bareskrim Polri, Ajun Komisaris Polisi Grawas Sugiharto menuturkan, saat ini marak penipuan melalui e-commerce, seperti Bukalapak atau OLX, yang mana barang yang ditampilkan pada saat online tidak sama ketika diterima oleh pembeli.
"Bisa juga kita sudah transfer uangnya tapi barangnya tidak dikirim. Mereka jualannya, selain e-commerce, juga lewat media sosial. Ini sering terjadi di masyarakat dan harus diberantas," ungkap dia.