Muslim Tanah Air Bisa Belanja Serba Halal di E-Commerce Ini
- Duniahalal.com
VIVA.co.id – Indonesia kini menjadi lahan subur bagi bisnis perdagangan elektronik atau biasa dikenal e-commerce. Berdasarkan data sensus ekonomi 2016 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), industri e-commerce di Indonesia dalam 10 tahun terakhir tumbuh sekitar 17 persen dengan total sekitar 26,2 juta usaha.
Melihat peluang ini, PT Galaksi Dunia Halal memberanikan diri untuk menghadirkan Duniahalal.com di tengah merebaknya e-commerce di Tanah Air.
Yang menjadi pembeda antara Dunia Halal dan e-commerce pada umumnya yaitu terletak pada sasaran pasarnya. Presiden Direktur PT Galaksi Dunia Halal/Duniahalal.com Ndang Sutisna mengemukakan, target utama bisnisnya ditujukan kepada muslim di seluruh Tanah Air. Mengingat jumlah muslim di Indonesia sangat besar, Ndang menciptakan e-commerce berbasis halal.
"Sebagai pelaku bisnis, saya melihat umat muslim di Indonesia jumlahnya hingga 85 persen, tapi enggak ada e-commerce yang berbasis halal. Akhirnya, saya memberanikan diri untuk membuat Dunia Halal. Saya ajak teman-teman, ada yang jago IT, pendanaan, pengiklanan, dan lain-lain," katanya saat dihubungi VIVA.co.id, Kamis 7 September 2017.
Ndang mulai mengembangkan sistem ini dari 2016, sedangkan pembukaan perusahaan baru dimulai pada Januari 2017. Produk yang ditawarkan oleh e-commerce serba halal ini pun beragam, mulai dari fesyen, makanan dan minuman, produk herbal, elektronik, kebutuhan ibu dan anak, perkakas rumah tangga, lukisan, kaligrafi, hingga otomotif.Â
"Produk kami terbagi dua, ada branded dan UKM (Usaha Kecil Menengah). Kalau branded, harus bersertifikasi halal dari MUI. Kalau UKM, ada pembinaan dari kita sampai akhirnya dapat sertifikasi MUI. Sebenarnya boleh belum bersertifikat dulu, tapi dalam proses binaan kita hingga nanti jadi branded dan bersertifikasi MUI. Pembinaan UKM dilakukan terhadap packaging, logo, dan sebagainya," ujar Ndang.
Dunia Halal juga menyediakan beragam kebutuhan ibadah muslim, antara lain perlengkapan ibadah hingga wisata halal, termasuk di antaranya paket Umroh dan Haji Plus. Selain itu, ada pula layanan pembelian pulsa, listrik, PDAM, BPJS, dan transaksi Payment Point Online Bank (PPOB)Â dan lainnya. Akan tetapi, untuk sistem pembayaran, Dunia Halal tidak menerima transaksi melalui kartu kredit.
"Untuk pembayaran bisa dilakukan via apa saja, asal bukan kartu kredit. Untuk urusan kartu kredit, nanti kita akan ada sistem pembayaran via kartu kredit yang halal, tapi ini masih proses dan butuh waktu tiga bulan. Sebenarnya kartu kredit syariah bisa, tapi kalau kayak gitu yang bertanggung jawab bukan kita, melainkan bank-nya. Di kita kan ada Dewan Syariah sendiri. Tapi kalau kartu kreditnya sudah syariah, ya kita harus menghargai Dewan Syariah yang ada di bank tersebut," jelasnya.
Saat ini, Ndang menyebutkan, ada sekitar 30.000 merchant yang tersedia di aplikasi Dunia Halal. Perusahaannya menargetkan hingga 100.000 merchant dalam satu tahun dengan nilai transaksi Rp1 triliun. Sedangkan untuk transaksi awal, Ndang menyebutkan, target 500 ribu kunjungan setiap bulannya, dengan nilai transaksi sebesar 2 persen dari jumlah kunjungan tersebut.
"Saya cukup pede, karena ke depannya Dunia Halal akan punya produk dan layanan yang enggak ada di e-commerce lain, akan beda banget, karena fasilitas yang kami sediakan memang betul-betul untuk Muslim. Saya enggak bisa kasih detil sekarang, karena ini menyangkut strategi perusahaan," ucapnya.