Perusahaan China Makin Eksis di Indonesia
- VIVA.co.id/Maryadie
VIVA.co.id – Tak bisa dipungkiri bahwa Indonesia adalah pasar potensial bagi investor, khususnya e-commerce di Asia Tenggara.
Tak heran jika China, pelan tapi pasti, menggelontorkan jutaan hingga miliaran dolar AS ke perusahaan digital Tanah Air. Contoh terbarunya Alibaba dan JD.com.
Tahun lalu, Alibaba menguasai mayoritas Lazada Group SA dengan membeli sahamnya sebesar US$1 miliar (Rp13,13 triliun).
Seakan tak puas, perusahaan teknologi besutan Jack Ma ini kemudian 'membuang duit' lagi pada pertengahan tahun ini.
Tepat Kamis, 17 Agustus 2017, Alibaba menyuntikkan dana segar ke Tokopedia sebesar US$1,1 miliar (Rp14,45 triliun).
Hal ini, sepertinya, membuat 'panas' JD.com. Alhasil, mereka dikabarkan menyuntikkan uang sebesar US$100 juta (Rp1,32 triliun) ke Gojek.
Seperti diberitakan oleh Reuters, Jumat, 25 Agustus 2017, pesaing Alibaba itu sebelumnya telah menggelontorkan dana melalui induk perusahaannya, Tencent Holdings Ltd, sebesar US$150 juta (hampir Rp2 triliun) ke Gojek pada bulan lalu.
Menurut sumber Reuters, investasi JD.com di Gojek ini bukan tanpa alasan. Selain layanan transportasi antarjemput, Gojek juga mengoperasikan bisnis pengiriman makanan (Go-Food).
Bisnis ini diklaim mampu menghasilkan marjin yang jauh lebih tinggi daripada yang diutamakan, Go-Ride. Metode pembayarannya pun dirubah, dari konvensional menjadi mode uang elektronik atau Go-Pay.
Go-Pay berkembang pesat karena saling melengkapi penawaran layanan Gojek lainnya. Itulah mengapa, baik JD.com maupun Alibaba, melihat peluang ini sebagai sebuah kesempatan untuk 'bersama membangun ekonomi digital' di Asia Tenggara.
Pintunya, tentu melalui Indonesia. Gojek dan JD.com enggan berkomentar dari hasil aksi korporasi tersebut. (ase)