Lima Aplikasi Lokal yang Bakal Dikembangkan R&D Apple
- Dok. Binus University
VIVA.co.id – Perusahaan teknologi asal Amerika Serikat, Apple, tak lama lagi akan menyelesaikan pembangunan pusat riset dan pengembangan (R&D) pertamanya di Indonesia. Tepatnya di Bumi Serpong Damai, Tangerang Selatan, Banten, dalam dua bulan ke depan.
Pembangunan R&D ini merupakan satu dari tiga skema yang termaktub dalam Peraturan Menteri Perindustrian No.65/2016 tentang Ketentuan dan Tata Cara Penghitungan Nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) Produk Telepon Seluler (Ponsel), Komputer Genggam (handheld) dan Komputer Tablet.
Permen ini mewajibkan semua vendor yang mau memasarkan perangkatnya di Indonesia harus memenuhi regulasi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) ponsel teknologi 4G LTE.
Dua skema lainnya adalah dalam bentuk pembangunan pabrik dan menggunakan aplikasi lokal. Oleh karena itu, produsen ponsel pintar ini menggandeng Universitas Bina Nusantara dengan membuka pusat inovasi.
Tujuannya untuk menyiapkan sejumlah teknologi yang dapat digunakan oleh mahasiswa Binus untuk berlatih dalam membuat aplikasi berbasis iOS.
I Gusti Suryawirawan (kanan) saat mendengar paparan mahasiswa tentang prototype Aplikasi SAFE.
Lima prototype
Beberapa teknologi yang dipinjamkan Apple dalam rangka mengembangkan sumber daya manusia (SDM) antara lain MacBook Pro, iPhone 7 dan Xcode. Menurut Wakil Rektor Bidang Global Employability and Entrepreneurship Universitas Bina Nusantara, Idris Gautama, saat ini, pihaknya sedang mengembangkan program purwarupa (prototype) aplikasi berbasis iOS.
Ia pun menyebut lima aplikasi iOS yang sedang dikembangkan mahasiswa Binus. Pertama, SAFE (Simplified Access For Emergency), adalah aplikasi yang mempermudah pengguna untuk menghubungi layanan publik darurat seperti rumah sakit atau pemadam kebakaran.
Kedua, Lost and Found, yakni aplikasi yang membantu seseorang menemukan barangnya yang hilang. "Karena, 9 dari 12 orang yang pertama kami wawancarai, pernah kehilangan barang. Nah, aplikasi ini mencoba untuk mempermudah," kata Idrus kepada VIVA.co.id, Rabu, 16 Agustus 2017.
Selanjutnya, Travel One, yakni aplikasi yang dikembangkan untuk menentukan arah dan tujuan kita saat mau plesiran. "Contohnya, kita mau ke Malang. Dengan Travel One kita bisa tahu lokasi-lokasi wisata dan penginapan, hingga transportasi apa yang memudahkan kita untuk ke sana," paparnya.
Universitas Binus dilengkapi fasilitas MacBook Pro dukungan Apple.
Investasi miliaran rupiah
Keempat, Toll Travel. Aplikasi ini, lanjut Idris, berbeda dengan Travel One. Sebab, aplikasi ini lebih fokus ke jalan tol. "Kita mau naik tol jalur Cipularang. Aplikasi ini akan memberitahu kita dua kilometer dari pintu tol berapa uang yang harus dikeluarkan untuk membayar," terang Idris.
Terakhir, Around Us. Kalau aplikasi ini berbentuk media sosial yang bisa mendistribusikan berita atau peristiwa dalam bentuk video. "Lama pengembangan prototype dikerjakan selama 20 hari. Nantinya akan diserahkan ke pusat R&D Apple untuk dikembangkan lebih lanjut," kata Idris.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian, I Gusti Suryawirawan, menuturkan, program ini sebagai bagian dari pemantauan pemerintah terhadap perkembangan komitmen investasi Apple di Indonesia bernilai US$44 juta (Rp588 miliar) untuk tiga tahun.
Selain BSD, untuk pembangunan R&D kedua dan ketiga Putu mengaku sampai saat ini belum mengetahui bakal dibuka kapan dan di mana. "Nilai investasi sebesar itu sudah setara dengan nilai kandungan lokal sebesar 30 persen untuk seluruh perangkat 4G LTE," ujar Putu.
Ia menambahkan, Permenperin ini sudah disepakati oleh tiga kementerian yaitu Kementerian Perdagangan dan Kementerian Komunikasi dan Informatika, selain Kemenperin.