Doku Bidik Pasar Remitansi Buruh Migran Indonesia
- Dok. Doku
VIVA.co.id – Perusahaan penyedia layanan pembayaran elektronik, Doku, tengah merambah model bisnisnya ke produk remitansi atau pengiriman uang nontunai. Mereka membidik Buruh Migran Indonesia (BMI) yang bekerja di Hong Kong dan Taiwan.
Menurut Chief Marketing Officer Doku, Himelda Renuat, pihaknya saat ini sudah memiliki izin penyelenggaraan e-money (Doku e-Wallet) dan remitansi dari Bank Indonesia. Hong Kong dan Taiwan akan menjadi pilot project untuk kesuksesan produk tersebut.
Ia juga mengungkapkan, soft launching produk remitansi di kedua negara ini sudah dilakukan pada awal 2017. “Kita sudah melayani remitansi. Produk ini sudah berjalan enam bulan di mana Hong Kong menjadi market testbed kita untuk memahami apa yang dibutuhkan,” katanya di Jakarta, Rabu malam, 14 Juni 2017.
Selain itu, Himelda melanjutkan, Doku juga telah memiliki partner remittance di Hong Kong yang sudah memiliki lisensi dan beroperasi, yakni Good Development, sehingga BMI bisa mengirimkan yang ke Indonesia melalui e-Wallet.
Sementara, dari Indonesia ke Hong Kong, masih dalam tahap set-up operation dengan partner sehingga belum bisa dipublikasikan karena belum final.
“Untuk transaksi, kami memanfaatkan money-transfer operator (MTO). Karena masih baru jadi kami belum bisa bicara target jumlah BMI yang dibidik dan nilai transaksi dari remitansi ini,” klaim dia.
Himelda juga menjelaskan, para pahlawan devisa ini tidak hanya bisa berbelanja secara online, tetapi juga offline. Mulai dari sekadar beli jajanan, beli pulsa, bayar tagihan seperti listrik, investasi, transfer uang dan transaksi finansial lainnya.
Tak hanya itu, BMI tidak perlu lagi dibuat repot oleh pembukaan rekening bank yang memakan waktu dan biaya karena transaksi cukup dilakukan dengan menggunakan smartphone dan akun Doku.
“Kami berharap ini dapat membantu masyarakat untuk lebih pintar dan bijak dalam mengatur pengeluaran rutin mereka serta membantu pemerintah menerapkan ‘cashless society’ atau transaksi nontunai,” tutur Himelda.
Pada kesempatan yang sama, Chief Operating Officer Doku, Nabilah Alsagoff memaparkan, untuk mendapatkan lebih banyak BMI maka pihaknya merangkul sejumlah komunitas yang memiliki jaringan tidak hanya di Indonesia namun di negara-negara yang menjadi basis BMI.
Nabilah mengatakan Doku telah menggandeng Komunitas Al-Azhar, MPM Honda, serta Majelis Rasulullah. “Kami memanfaatkan komunitas sebagai salah satu strategi pengembangan fasilitas pendukung remitansi,” ujar dia.
Meski masih baru, baik Himelda maupun Nabilah, membidik tiga negara Asia lainnya, yaitu Singapura, Malaysia dan Korea Selatan. Rencananya akhir tahun ini terealisasi.