Kasus Pelecehan Seksual, Uber Pecat Puluhan Karyawan
- Carscoops
VIVA.co.id – Perusahaan aplikasi teknologi berbasis transportasi, Uber, resmi memecat 20 karyawannya serta menyelidiki 215 orang atas klaim melakukan diskriminasi dan pelecehan seksual, perilaku tidak profesional, intimidasi, pembalasan, dan keamanan fisik.
Informasi tersebut disampaikan oleh Direktur Sumber Daya Manusia Uber, Liane Hornsey, seperti dikutip situs Buzzfeed, Rabu, 7 Juni 2017.
Sementara, Kepala Eksekutif Uber, Travis Kalanick, tidak hadir dalam pertemuan tersebut. Ketidakhadirannya karena sedang menghabiskan waktu bersama keluarga setelah kematian ibunya dalam sebuah kecelakaan berperahu.
Dalam pertemuan tersebut, Hornsey tidak menyebut ke-20 nama karyawan yang dipecat. Adapun klaim-klaim yang tengah diselidiki internal perusahaann berasal dari karyawan di seluruh dunia.
Namun, sebagian besar disampaikan oleh karyawan di San Francisco, Amerika Serikat, atau kantor pusat Uber. Seorang sumber yang menolak disebut namanya mengatakan bahwa pemberhentian tersebut telah dihapus karena berbagai alasan yang diungkapkan sebelumnya.
Menurutnya, tiga puluh satu karyawan saat ini sedang melakukan konseling dan pelatihan, tujuh orang sudah menerima surat peringatan tertulis, dan 57 kasus lainnya masih diselidiki.
Selain itu, seperempat dari 215 klaim terkait diskriminasi, 33 melakukan intimidasi dan 22 mengenai pelecehan seksual.
Ia juga mengatakan, kalau dirinya dan rekan-rekan sejawatnya 'tidak terkejut' dengan jumlah orang yang dipecat selama penyelidikan.
Uber meluncurkan penyelidikan internal terhadap budaya tempat kerjanya setelah sebuah posting blog oleh mantan karyawannya, Susan Fowler Rigetti, buka suara karena merasa dilecehkan secara seksual oleh atasannya.
Bahkan, Uber melibatkan mantan Jaksa Agung AS era Presiden Barack Obama, Eric Holder, untuk menyelidiki kasus yang menggemparkan ini. (adi)