idtalent, Platform Lokal Pencari Kerja Bertalenta Handal
- idtalent
VIVA.co.id – Kebutuhan sumber daya manusia yang handal untuk mengisi dunia industri diyakini tidak akan pernah habis. Namun sayangnya, bicara talenta di Tanah Air, menjadi tantangan tersendiri dalam menghadapi bonus demografi pada 2025.
Pada sewindu ke depan, Indonesia akan masuk dalam 15 negara kekuatan ekonomi dunia, tapi tiga tahun lagi Indonesia diprediksi krisis sumber daya manusia berupa talenta. Krisis talenta itu kemungkinan bisa menyentuh sampai 56 persen.
Menyadari adanya krisis tersebut, jurnalis senior Putra Nababan beserta koleganya berinisitif menciptakan startup yang mengelola manajemen talenta anak negeri, yakni idtalent.
"Tantangan yang paling besar saat in adalah mengelola SDM kita. Saya menemukan ada masalah talenta di sini," ujar Putra dalam wawancara pekan lalu bersama VIVA.co.id dan media terbatas, di Menteng, Jakarta Pusat.
Putra menuturkan, idtalent lahir berkat kegelisahan dia dan dua rekannya atas potret talenta di Tanah Air. Berdasarkan pengalaman itu, mereka kemudian sepakat membentuk startup yang membantu pencari kerja atau aplikan dan perusahaan.
Dia menjelaskan, dalam idtalent mengoneksikan tiga pemangku kepentingan talenta di Indonesia, yakni aplikan, perusahaan dan perektur atau rekruter.
Konsep yang diusung idtalent ini yakni memberikan kemudahan kepada aplikan untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai kemampuannya, membantu perusahaan menemukan calon pekerja yang handal. Untuk menemukan itu, idtalent memanfaatkan para rekruter tervalidasi yang akan mewawancarai aplikan.
Proses rekrutmen yang ditawarkan startup ini cukup berbeda, yakni semuanya dijalankan secara online, mulai dari awal proses melamar pekerjaan, wawancara sampai diterima oleh sebuah perusahaan.
"Dengan idtalent, anak di Banda Aceh cukup diwawancarai rekruter melalui webcam. Jadi tak perlu menjadi 'anak Jawa' untuk mendapatkan pekerjaan di Pulau Jawa," ujarnya.
Dengan memanfaatkan rekruter, Putra menjelaskan, idtalent memberikan lapangan baru bagi orang lain. Rekruter yang dipakai idtalent untuk mewawancarai aplikan itu dijamin sudah punya kualifikasi dan pengalaman dibidangnya masing-masing. Dengan demikian dengan wawancara oleh rekruter, perusahaan yang membutuhkan talenta bisa tak perlu repot menyeleksi aplikan. Bahasa mudahnya, perusahaan tinggal terima jadi pekerja siap pakai.
"Untuk wawancara online itu, perusahaan yang bayar rekruter. Sekali wawancara, rekruter dapat antara Rp250-300 ribu, untuk satu jam wawancara," jelas pria yang pernah mewawancarai Presiden Amerika Serikat Barack Obama itu.
Fleksibilitas wawancara online ini menurut Putra juga membuat nyaman aplikan. Misalnya setelah memasukkan lamaran, aplikan sedang travelling di luar kota, maka mereka bisa dengan fleksibel wawancara online melalui smartphone di lokasi travelling.
Sebelum sampai pada tahap wawancara online, aplikan diharuskan untuk mengisi kuis termasuk kuis profiling yang akan menunjukkan potensi, kemampuan, karakter sampai rekomendasi pekerjaan yang ideal bagi aplikan.
Hasil kuis dan profiling itu nantinya akan mengarahkan aplikan ke job matching dan job recommendation, yang merekomendasikan jenis pekerjaan dan perusahaan apa yang cocok bagi sang aplikan.
Setelah itu aplikan diwawancarai oleh rekruter secara online, dalam waktu kurang lebih satu pekan.
Putra mengungkapkan, idtalent telah lahir dua tahun lalu, dengan fokus pada offline. Sedangkan satu tahun belakangan ini fokus mendesain platform online.
"Satu bulan live online ini, aplikan sudah ribuan dan klien perusahaan ada 20-an, termasuk perbankan. Kebanyakan medium enterprise," ujarnya
Pelatihan talenta
Untuk mengembangkan platform, idtalent menyediakan model bisnis bagi perusahaan, dalam bentuk layanan pelatihan offline.
Pada layanan ini, idtalent siap melatih calon pekerja perusahaan dengan berbagai materi dan bekal keahlian sesuai bidang industri. Kurikulum dan waktu pelatihan, startup ini menyediakan dengan keinginan dan kebutuhan perusahaan. Layanan pelatihan ini tentunya dibiayai oleh perusahaan yang ingin mendapatkan talenta sesuai industri mereka.
"Jadi perusahaan langsung bisa pakai (talenta)" ujarnya.
Putra merasa platform idtalent merupakan salah satu terobosan dalam tren digital. Sebab, wadah ini membantu menyelesaikan tantangan yang dihadapi perusahaan industri serta pelamar kerja atau aplikan. Platform ini bisa dimanfaatkan bagi rekruter dengan bekerja sambil di rumah.
Serangkaian proses seleksi yang biasanya dijalankan perusahaan kini bisa diserahkan secara online kepada idtalent.
"Proses tes itu kita potong, tes minat bakat tes potensi, tes Bahasa Inggris, interview sudah selesai. Tinggal perusahaan kalau mau interview lagi bisa juga," ujarnya.
Dia menginginkan platform ini tetap menjadi Indonesia dan bermanfaat bagi anak bangsa. Pada awal pengembangan platform ini, Putra mengaku sempat 'digoda' kolega untuk membawa idtalent ke India. Tapi Putra tak mau, sebab dari namanya, idtalent sudah menegaskan diri sebagai bagian dari Indonesia.
Namun, Putra terbuka platform ini dipakai oleh perusahaan luar negeri atau dikembangkan oleh pengusaha digital di luar negeri. Platform idtalent juga menyediakan versi Bahasa Inggris, dengan ini maka memudahkan komunitas di luar negeri yang ingin mencari pekerjaan di Tanah Air.
"Platform ini misalnya bisa dipakai di Filipina atau WNI di luar negeri yang mau lamar pekerjaan. Atau perusahaan luar negeri yang mau cari orang Indonesia," jelasnya.
Dalam mengembangkan startup dan layanan manajemen talenta secara online itu, Putra mengaku ada sejumlah kendala yang dihadapi, yakni soal adaptasi tren.
Dia melihat butuh kerja keras untuk meyakinkan perusahaan dan aplikan untuk melalui proses secara online.
"Kita sudah terlalu lama analog (offline). Tapi ini (platform) kunci agar tidak beli kucing dalam karung," ujarnya.
Dengan rangkaian proses seleksi online melalui idtalent itu, Putra meyakini manfaat minimal bagi perusahaan, yakni bisa memegang data kompetensi, hasil tes analisis team work sang aplikan.