Dituding Salah Prediksi e-Commerce, Ini Pembelaan Rudiantara

Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara
Sumber :
  • VIVA.co.id/Agus Tri Haryanto

VIVA.co.id – Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengungkapkan pendapatnya perihal salah prediksi mengenai e-commerce. Perusahaan riset International Data Corporation (IDC) mengatakan dalam prediksi dan target pencapaian e-commerce.

Program PMT Berbahan Lokal Manfaatkan Kecanggihan Teknologi

Pembelaan Rudiantara, IDC mengacu pada retail online saja bukan transaksi keseluruhan yang memanfaatkan teknologi digital. Pemerintah memprediksi potensi industri e-commerce pada 2020 mencapai US$130 miliar itu dilihat dari seluruh platform jual beli yang menggunakan teknologi digital.

Baca:

Trik Jitu Cara Hemat Belanja E-Commerce yang Wajib Diketahui Setiap Pembeli

"Gak apa-apa (beda), silahkan saja. Masing-masing punya definisinya. Kalau kami mendefinisikannya semua transaksi, baik itu goods ataupun services. Selama itu menggunakan teknologi digital maka masuk digital economy dan itu semua masuk transaksi ekonomi. Itu saja," tutur Rudiantara kepada VIVA.co.id, usai acara Malam Syukuran Paket Kebijakan Ekonomi Jilid 14 Peta Jalan E-Commere untuk Indonesia di Kementerian Kominfo, Jakarta, Rabu malam, 23 November 2016.

Gudang milik Blibli.com di Cawang, JakartaBlibli.com Warehouse di Jl. Dewi Sartika, Jakarta Timur

Backup Pusat Data Nasional Hanya 2%, Najwa Shihab: Sejak Kapan Kita Dianggap Penting?

Rudiantara menambahkan, soal perbedaan definisi e-commerce ini, di mata berbagai pihak memang berbeda. Ada yang mendefinisikan retail online saja dan lainnya. Dari sisi pemerintah lebih melihat e-commerce ke arah yang lebih luas lagi.

Disampaikan pria kelahiran Bogor ini, pemerintah memperlebar cakupan definisi e-commerce agar lebih banyak lagi para pemangku kepentingan yang terlibat di dalam penggarapannya.

"Sehingga pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan nilai tambah dalam konteks ekonomi ini benar-benar bisa berjalan lebih besar lagi," ucapnya.

Ia pun tetap berkeyakinan bahwa angka potensi industri e-commerce Indonesia pada 2020 nanti bisa mencapai US$130 miliar. Pasalnya, untuk satu perusahaan saja, nilai pendapatan sudah di kisaran miliaran dolar dalam waktu sekejap.

"Garuda (Indonesia) dalam setengah tahun, pada 2016 ini, untuk pendapatan penumpangnya saja sekitar US$1,46 miliar," kata Rudiantara.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya