Ini yang Bikin Startup RI Bisa Jatuh ke 'Lembah Kematian'
- VIVA.co.id/Agus Tri Haryanto
VIVA.co.id – Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Triawan Munaf, menyayangkan banyaknya perusahaan rintisan atau startup gagal berkembang. Berdasarkan data dari Forbes, secara global startup yang mengalami kegagalan mencapai 90 persen, sedangkan kurang dari 10 persen berpeluang berhasil.
"Hanya sekitar tiga persen startup yang mengalami kesuksesan," ujar Triawan di Menara Multimedia, Jakarta, Jumat, 3 Juni 2016.
Lanjut Triawan, penyebab kegagalan startup mengembangkan layanannya, karena mental dan juga kurang pengetahuannya terhadap peta persaingan startup. Selain itu penyebab lainnya juga kurangnya pemahaman atas situasi lingkungan sosial di sekitar. Hal itu yang membuat para startup gagal atau yang disebut dengan periode lembah kematian (valley of death).
"(Startup) bisa bertahan saja itu sudah termasuk kesuksesan loh, karena startup itu ada momentum fase naik turun, Gojek saja butuh lima tahun untuk dibilang sukses," kata dia.
Maka, lanjut Triawan, perlu adanya peningkatan kualitas pada startup guna meningkatkan proses inisiasi, inovasi, kreasi, sampai tahap kesiapan implementasi, sehingga hal itu akan menghindarkan para pelaku startup mengalami kegagalan.
Untuk membantu startup ini, Bekraf pun menghadirkan program yang dinamakan Bekraf for Pre-Startup (Bekup) sebagai program penyiapan pelaku usaha sebelum benar-benar bergelut di dunia startup. Program tersebut diharapkan dapat meminimalisir kegagalan mengembangkan startup.
"Untuk mengurangi kegagalan startup yang mencapai 90 persen, tentu kita tidak bisa dilihat dari sisi persentase, karena bisa saja startup berkembang banyak yang jumlah kegagalan masih 90 persen dan startup yang sukses banyak. Jadi, kesuksesan ini tidak bisa menggunakan persentase dan mereka harus paham bisnisnya serta mampu bertahan dalam persaingan," kata dia.
(ren)