Social Number, Layanan Jejaring Sosial Tanpa Nama
VIVAnews - Jejaring sosial memang memberikan cara baru dalam berinteraksi dengan orang lain. Seiring perkembangan, aktivitas di jejaring sosial kadang membuat orang kurang nyaman, karena identitas dan pembicaraan terlalu terbuka.
Bagi Anda yang merasa kurang nyaman, tidak perlu khawatir. Karena, kini ada jejaring sosial baru untuk pengguna yang menginginkan identitas anonim alias tanpa nama. Nama jejaring sosial itu adalah Social Number.
Unik, sesuai namanya, jejaring sosial satu ini tidak memajang nama atau pun foto pengguna, melainkan dengan angka. Penomoran pengguna dilakukan ketika meregistrasi.
Maksud dan tujuannya adalah mendorong pengguna lebih terbuka dan bebas bicara, bercerita tentang segala hal, mulai dari soal hidup, cinta, pekerjaan sampai isu-isu sensitif, tanpa perlu khawatir percakapannya bocor ke dunia nyata. Bahkan, pencipta situs ini pun tidak diketahui identitasnya alias anonim.
"Saya merasa ada masalah dengan kebijakan privasi situs-situs jejaring sosial yang ada saat ini," kata pencipta situs, yang menyebut dirinya dengan M.K, seperti dilansir CNN, Rabu 30 Januari 2013.
"Ketika Anda mengetik nama seseorang dalam tabulasi pencarian, hasilnya muncul di berbagai situs yang berbeda, baik dari Facebook, Twitter, dan berbagai situs sejenis. Karena itu, saya merasa perlu ada satu situs di mana orang bisa datang, berbicara bebas, tanpa merasa khawatir akan apa yang terjadi setelahnya," jelas M.K.
Debat anonimitas
Social Number hanyalah situs terbaru yang menghiasi debat panjang seputar anonimitas di Internet. Sebab, anonimitas pula yang mendorong tingginya angka bullying (tindak kekerasan yang dilakukan secara individu atau kelompok) di dunia maya, terkait penyebaran berita hoax, dan semacamnya.
Namun, bagi sebagian orang, terutama aktivis politik yang kerap terancam ketika "berkoar-koar" di negaranya, anonimitas online memiliki nilai lebih tersendiri.
"Kerabat"
Social Number bukanlah pelopor website anonimitas. Salah satu situs anonim yang mengundang kontroversial adalah 4chan, di mana pengguna dapat memposting materi ofensif sesuai keinginannya.
Ada juga aplikasi dan website sejenis, seperti Bored@Baker dan Whisper, yang melayani posting yang bersifat anonim. Yang baru, ada Spraffl, aplikasi berbasis lokasi yang memungkinkan penggunanya memposting pesan tentang peristiwa lokal yang terjadi di sekitarnya.
Meski mulai banyak jejaring sosial yang dibangun berasaskan anonimitas, M.K. berpendapat bahwa menggunakan nomor unik sebagai identitas membuat anonimitas jauh lebih aman.
"Sebuah angka tidak ada hubungannya dengan identitas Anda," tuturnya.
Saat ini, komunitas Social Number masih tergolong sedikit. Sejak resmi meluncur pada pertengahan Desember lalu, M.K. memperkirakan ada sekitar 10.000 anggota hingga saat ini. Sekitar 50-70 persen di antaranya berdomisili di Amerika Serikat.
Dari Indonesia, ada yang mau ikut gabung? (art)