Siap Jadi Kota Kreatif

Ilustrasi ekonomi kreatif.
Sumber :
  • UNCTAD

Jakarta, VIVA — Pengembangan kawasan perumahan berbasis wisata dan ramah lingkungan terus digaungkan. Kota Kreatif kini mulai mengglobal, karena dianggap sebagai konsep pengembangan kota yang mendukung sekaligus merangsang kualitas sumber daya manusia (SDM).

Hujan Membawa Berkah

Dalam kota kreatif terdapat tiga aspek penting dalam pengembangannya, yaitu pemeliharaan dan pengembangan potensi ekonomi kreatif, pemeliharaan creative class (golongan atau individu kreatif), serta perencanaaan dan pengembangan lingkungan kreatif.

Seperti Nuanu City, kawasan seluas 44 hektare yang berlokasi di Kabupaten Tabanan, Bali, digadang-gadang menjadi kota kreatif berbasis listrik sepenuhnya pada 2027.

Proyek Ini jadi 'Game Changer'

Kepala Eksekutif Nuanu City, Lev Kroll, mengatakan pada tahap awal, pengembangan wilayah tersebut lebih fokus pada pembangunan infrastruktur.

Hal ini sejalan dengan komitmen perusahaan untuk menjadinya sebagai kawasan berkelanjutan, di mana 70 persen akan menjadi lahan terbuka hijau, dan 30 persen diperuntukkan untuk bangunan.

Depok Gagal Jadi Kota Kreatif Dunia Tahun 2023, Ini Penyebabnya

"Komitmen kami dalam hal lingkungan dilakukan dengan mengoperasikan 1.700 kendaraan berbahan bakar fosil telah digantikan oleh electric vehicle (EV) dimana menghemat 54 liter bensin per hari dan mengurangi 6,4 ton emisi karbondioksida (CO2) dalam empat bulan pertama," kata Lev.

Kemudian, instalasi panel surya di kantor pusat Nuanu pada Juni 2024 telah menghemat lebih dari 8 ribu kilo watt hour (kWh) listrik dan mencegah 37 ton emisi karbondioksida hingga Desember dimana setara dengan menanam 237 pohon.

Dengan tingkat daur ulang mencapai 82 persen, Nuanu mengolah lebih dari 60 ton limbah daur ulang dan 42 ton limbah makanan sepanjang tahun lalu. "Menggunakan metode Miyawaki, kami telah menanam lebih dari 15 ribu pohon menyerap 137 ton CO2 setiap tahun, dan menciptakan ekosistem hutan yang mandiri," tegas dia.

Hingga saat ini, Nuanu City telah menginvestasikan lebih dari Rp2,4 triliun untuk mendukung pengembangan proyek dimana sekitar lebih dari Rp493 miliar dialokasikan untuk infrastruktur agar tercipta kenyamanan dan kelayakhunian dalam jangka panjang.

Pada akhir 2025, akan terdapat 50 proyek di kawasan Nuanu seperti sekolah, beach club, restoran, pusat kebugaran, ruang seni dan budaya, hotel, dan ruang rekreasi.

"Dari Juli 2024 hingga Juli 2025, kami menargetkan jumlah kunjungan wisatawan, baik asing maupun domestik, bisa mencapai 3,2 juta jiwa. Adapun saat ini jumlah kunjungan wisatawan ke Nuanu mencapai 5.000 jiwa per bulan," ungkapnya.

Adapun proyek yang sudah dikembangkan diantaranya Nuanu Village, Ecoverse, The Collection Vol 2, Origins Luxury Residensial, Biom, Oxo The Residensial, dan The Collection Vol. Hunian tersebut mengusung konsep gaya hidup keberlanjutan dan memiliki potensi investasi jangka panjang.

"Pembeli properti di Nuanu saat ini 80 persen warga asing dan 20 persen warga Indonesia, dengan leasehold dan freehold," tutur Lev. Nuanu City akan mengembangkan proyek residensial baru hasil kolaborasi dengan Oxo Group Indonesia yankni Oxo The Pavilion. Proyek ini akan menjadi produk hunian pertama yang konsep wellness living.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya