Menjaring Pasar Digital Nomad
- Pixabay
Jakarta, VIVA – Konsep digital nomad semakin populer sebagai alternatif gaya hidup baru, khususnya pascapandemi Covid-19.
Gaya hidup ini memungkinkan seseorang bekerja dari mana saja, mengelola pekerjaannya dengan bantuan teknologi.
Meskipun fleksibilitas ini memberikan banyak keuntungan, ada beberapa kekhawatiran bagi mereka yang mempertimbangkan hidup sebagai digital nomad, seperti kestabilan keuangan dan kesulitan mengatur waktu antara bekerja dan menikmati tempat baru.
Dengan persiapan yang matang dan pemanfaatan teknologi, digital nomad dapat menjadi cara hidup yang ideal bagi banyak orang.
Intinya, digital nomad adalah seseorang yang memanfaatkan teknologi digital untuk bekerja dari jarak jauh, sehingga mereka dapat menjalankan pekerjaannya sambil bepergian.
Menjadi digital nomad tidak hanya tentang bekerja dari lokasi eksotis, ini adalah pilihan gaya hidup yang mengutamakan kebebasan dan fleksibilitas.
Evgeny Obolentsev melihat Bali sebagai pusat wisata dan pusat pertumbuhan bagi para digital nomad terus mendorong permintaan terhadap properti.
"Kami memperkirakan harga properti di Bali akan naik berkisar 5 sampai 10 persen tahun ini," ungkap general manager NPG Indonesia, tersebut.
Meski begitu, ia mengingatkan bahwa Bali memiliki karakterisitik sendiri, sehingga perlu pendekatan yang berbeda dalam menentukan tipe properti yang tepat.
“Berbeda dengan kota-kota besar lain di Indonesia, pengembangan hunian jenis townhouse menjadi pilihan yang paling logis di Bali. Mengingat banyak pemilik bertujuan untuk menyewakan properti mereka untuk wistawan,” jelasnya. Evgeny Obolentsev memberi beberapa alasan.
Pertama, townhouse merupakan kompleks hunian kecil dengan jumlah rumah terbatas, yakni berkisar 30-50 unit.
Dengan demikian, luas area serta investasi yang dibutuhkan tidak sebesar membangun kluster perumahan.
Kedua, desain rumah townhouse dibuat seragam dan pemilik umumnya tidak diperkenankan mengganti desain asli rumah dengan bebas.
Rumah-rumah dibangun secara berderet dengan satu gerbang utama dan petugas yang menjaga 24 jam, sehingga sangat cocok untuk konsumen yang mengutamakan keamanan.
Ketiga, townhouse memiliki fasilitas yang lebih lengkap dibanding kluster hunian, seperti kolam renang, club house, internet berkecepatan tinggi, area bermain anak, ruang terbuka hijau, multifunction room, dan jogging track.
Keempat atau terakhir, townhouse biasanya didesain lebih mewah dan elegan, bahkan cenderung bergaya vila, sehingga bisa menarik minat calon penyewa untuk tinggal atau pun menginap di sana.
"Tren yang terjadi saat ini adalah wisatawan mencari lokasi penginapan yang Instagrammable dan bisa menunjang remote working. Bali adalah tempat yang sempurna untuk melakukannya, karena fasilitas penunjang konsep work, life, and balance (bagian dari digital nomad) tersedia dengan mudah," papar Evgeny.