Kunci Sukses Bisnis Online di Era Social Commerce

Ilustrasi platform.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Social commerce, tren memasarkan produk melalui platform aplikasi, diprediksi semakin tumbuh hingga lima tahun ke depan.

Cara Meningkatkan Kolaborasi Tim dalam Perusahaan

Nilai transaksi atau gross merchandise value (GMV) mencapai US$8,2 miliar atau Rp124,5 triliun pada tahun lalu, berdasarkan riset Statista.

Angka tersebut diperkirakan meningkat hampir tiga kali lipat, atau US$22,1 miliar (Rp335,5 triliun) hingga 2028.

Tak Ada Unsur Kekerasan atau Seksual, Kenapa Tiba-tiba Konten Ditake Down? Ini Jawaban Pihak TikTok

Platform analisa data untuk social commerce, Kalodata, mengklaim memiliki lebih dari 1 juta pengguna di seluruh dunia, dan beroperasi di Indonesia, Amerika Serikat (AS), China, Inggris, Malaysia, Filipina, Vietnam, Thailand.

“Dari jumlah itu, pengguna di Indonesia sudah mencapai 300 ribu orang. Jumlah ini dicapai dalam waktu dua tahun sejak peluncuran kami di sini, atau bulan Juli 2022,” ungkap Pendiri dan COO Kalodata, Lawrence Guo, melalui keterangan resminya, Senin, 30 September 2024.

Platform Ini Ajarkan Para Ibu Cara Kelola Emosi dan Keuangan

Meski terbilang baru, namun, dirinya meyakini pertumbuhan pengguna di Indonesia bisa melampaui target yang telah ditentukan.

Ia memprediksikan ada potensi lonjakan pengguna hingga 2 kali lipat pada 2025. Jika saat ini pengguna Kalodata 300 ribu, maka pada 2025 menjadi 600 ribu.

“Sangat mungkin terjadi karena mengikuti beberapa faktor. Faktor itu yakni peningkatan penetrasi internet, pertumbuhan UMKM dan bisnis online, serta semakin meningkatnya kesadaran pelaku e-commerce akan pentingnya data untuk membuat keputusan yang lebih baik,” jelas dia.

Untuk itu Kalodata juga menerapkan beberapa strategi untuk mengejar pertumbuhan tersebut, seperti memperkuat kemitraan lokal untuk memperluas jangkauan ke komunitas lokal, meningkatkan kesadaran pelaku e-commerce akan pentingnya data dengan melakukan edukasi, webinar, dan publikasi konten.

Kemudian, lanjut Lawrence, menyesuaikan produk dan layanan Kalodata agar lebih cocok untuk pasar Indonesia, serta selalu menyadari dengan perkembangan teknologi terbaru termasuk di dalamnya mengadopsi teknologi baru seperti kecerdasan buatan (AI).

Dan, terus memperkuat tim Lokal agar dapat memberikan dukungan lebih baik kepada pengguna. “Kami juga baru saja merilis fitur chatbot AI dimana pengguna bisa berinteraksi dengan AI untuk bertanya mengenai strategi dan trending terbaru di TikTok,” ungkapnya.

Kalodata baru saja mengadakan Indonesia Social Commerce Conference (KISCC) 2024. Konferensi ini menyatukan edukasi teknis social commerce dengan analisis data algoritma untuk meraih hasil maksimal di TikTok Shop.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya