2 Kategori Ini Andalkan Media Sosial dan 'Gimmick' untuk Jualan

Ilustrasi media sosial.
Sumber :
  • Pixabay

Jakarta, VIVA – Perusahaan riset Nielsen IQ melaporkan secara keseluruhan industri produk FMCG (Fast Moving Consumer Goods), atau industri yang bergerak di bidang produk konsumen biasanya untuk keperluan sehari-hari, di Indonesia telah menunjukkan pertumbuhan sebesar enam persen selama periode Lebaran tahun ini dibandingkan tahun lalu.

Jokowi Ingatkan Masyarakat saat Gunakan Medsos: Harus Cek Mana yang Benar dan Hoaks

Meskipun konsumen masih menghadapi tekanan inflasi dan kenaikan harga bahan pokok yang tidak dapat dihindari, konsumsi pada saat Ramadan tahun ini tetap stabil dibandingkan pada 2023.

“Di tengah tekanan inflasi, antusiasme masyarakat untuk mudik dan melakukan perjalanan masih terlihat jelas sehingga konsumen berusaha menyeimbangkan keuangan mereka antara pengeluaran untuk belanja FMCG dan pengeluaran untuk perjalanan,” ujar Wiwy Sasongko, Executive Director for Retail Vertical Nielsen IQ Indonesia.

Terpopuler: Klarifikasi RS Medistra soal Larangan Pakai Hijab, 3 Fakta Penting Paus Fransiskus ke RI

Perubahan perilaku belanja ini terlihat di semua Status Sosial Ekonomi (SES). Terlepas dari upaya promosi yang dilakukan di semua kategori produk FMCG khas Lebaran, ketiga kelas SES cenderung memilih opsi produk yang lebih terjangkau.

Semua upaya promosi tersebut menghasilkan volume konsumsi yang stabil selama periode Ramadan, karena tidak ada indikasi konsumen belanja stok barang lebih banyak.

Driver Ojol Wanita Pergoki Suami Selingkuh di SPBU, Video Viral Tuai Kecaman

Dalam hal kanal belanja selama Ramadan dan Lebaran 2024, Nielsen IQ mengamati pertumbuhan di semua kanal ritel, terutama mini market, yang memiliki pertumbuhan tercepat dengan pertumbuhan sebesar 11 persen yang sebagian besar berasal dari pemain ritel modern skala besar.

Di sisi lain, penjualan online juga terus meningkat secara signifikan selama periode Ramadan dan Lebaran. “Kami melihat akan ada periode penyesuaian sebelum perilaku pembelian konsumen yang baru terbentuk," jelasnya.

Wiwy melanjutkan bahwa saat ini adalah kesempatan bagi produsen FMCG untuk bertindak cepat dan memanfaatkan perubahan perilaku konsumen tersebut dan mengadaptasinya untuk memaksimalkan peluang pertumbuhan bisnis.

Biskuit.

Photo :
  • Pixabay/PDPics

Lantas, produk FMCG apa saja yang menjadi pilihan konsumen selama Ramadan dan Lebaran tahun ini?

Ada teh siap minum (ready-to-drink), makanan beku, sirup, dan biskuit menunjukkan peningkatan positif yang berasal dari produk yang sudah ada dan tambahan dari peluncuran produk baru. Hal ini juga dikombinasikan dengan promosi potongan harga yang terjadi pada empat kategori ini.

"Beberapa kategori juga dipicu oleh aktivasi digital, seperti teh siap minum dan biskuit. Kategori teh siap minum, para produsen telah meluncurkan ukuran kemasan medium dan besar menggunakan permainan rasa dan aktivitas menarik di platform digital. Kategori biskuit spesialis Lebaran kembali tumbuh dengan bantuan kampanye di media sosial melalui hadiah dan konten gimmick," tegas Wiwy.

Namun, ada dua kategori berikutnya yang bukan produk khas Lebaran yang mengalami pertumbuhan signifikan.

Keduanya yaitu cologne, dengan pertumbuhan sebesar 25 persen dan produk skincare dengan pertumbuhan 23 persen, di mana ini merupakan peningkatan yang cukup besar jika dibandingkan dengan pertumbuhan yang sama tahun lalu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya